Minggu, Februari 24, 2008

Kursi Listrik Untuk 3 Orang Wanita Pemabuk

Tiga orang wanita di kota Mexico yang sedang mabuk berat tertidur di pinggir jalan dan begitu bangun mereka sudah berada di dalam penjara. Mereka tidak ingat sama sekali apa yang sudah mereka lakukan tadi malam.

Wanita pertama, yang berambut coklat, diikat di kursi listrik dan dipersilakan memberikan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, "Aku berasal dari Sekolah Teologi Baylor dan saya percaya pada Tuhan yang Mahakuasa bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah."

Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia. Giliran wanita kedua yang berambut merah, diikat di kursi listrik dan memberikan kata-kata yang terakhir, "Aku berasal dari Sekolah Hukum Texas dan aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak bersalah."

Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada wanita ini, jadi mereka membebaskan dia.

Wanita yang terakhir, berambut pirang, diikat di kursi listrik dan berkata, "Saya seorang sarjana teknik listrik dari Texas, dan sekarang juga saya akan memberitahu Anda, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!"

Ngetes Internet



Oasis Atjeh Hotel
.


Walau beberapa kali ribut sama frontliner, sekali marah-marah sama Managernya, namun aku suka tinggal di hotel ini. Terutama karena akses internetnya. Yes ... Free WiFi. Hohohohoo ...

Aksesnya, yah, not bad lah. Mulai dari Desember kemaren kita udah nikmatin, dan no problem occured. Mendownload Film, MP3, Software, Film, Games, dan lain-lain (aku yakin sudah menghabiskan kurang lebih 30,000 Mb bandwith mereka. Ups, sorry Oasis ...)

Termasuk bereksperimen dengan Torrent dan kestabilan internet connection, mendownload 700 MB film (87,000 peers, 14,000 seed. Hahahaha ...), dan menghabiskan dua hari dua malam penuh laptop nyala terus gak mati mati mendownload film "Meet The Spartan" via Torrent. Yes, that bloody hell two days of waiting ....

Tapi belakangan, internetnya kok jadi bego ya?

Aku ngetes-ngetes sambungan, hmmm, kok public IP addressnya jadi statis?
Tes lagi, yah ... disconnect. Selidik punya selidik, liat-liat hub dan jaringan, ngobrol sama orang ITnya, eh, ternyata mereka ganti provider. Dari iWorld, jadi Speedy!. Perpindahan kurang lebih udah seminggu yang lalu, bersamaan dengan masalah internet ini mulai muncul.

Pantaslah ... Taulah gimana Speedy, gak jelas. Kadang nyambung, kadang enggak. Kencang lambat silih berganti. Ini aja baru nyambung lagi, setelah aku maksa ITnya untuk merestart hubnya.

Speedy dodol ... Plus, Oasis juga dodol ...

Rabu, Februari 20, 2008

Kerja dan Gempa

Tadi siang, aku menerima telepon dari Kuala Lumpur, tepatnya dari Finance Manager NGO yang lagi ku audit ini. Kami bicarain masalah deadline laporan, karena ada desakan dari Genewa untuk segera merampungkan proses audit. Maklum, Genewa juga sedang diaudit KPMG, jadi mereka sedang menyamakan irama ...

Kesepakatan, Jumat draft akan kita kirimkan, untuk dikaji sebelum finalisasi. Dan bekerja pun makin intens, merangkai kata-kata bikin bingung, mana laporannya dalam bahasa bule lagi, makin bingung.

*serius ngetik*

*mikir-mikir kalimat yang pas*

*masih mikir, sambil ngayal jorok*

"Ayo! Kerjakan! Deadline sudah didepan mata. Deadend, deadmen!," ngomong ama diri sendiri.

Eh, tiba-tiba ada suara gaduh di luar. Employee pada berlarian keluar. Rupanya ada gempa, yang kuat banget, ngoyang-ngoyang Nanggroe. Dengar-dengar di Medan gempanya kuat kali ya?

"Bong, turun. Kuat kali gempanya," kata teman satu team.
"Ah, gak peduli ... Mau gempa seratus ritcer pun, ai dont keer!," sambil terus ngetik laporan.

"Bong, ayok. Makin kuat neh," kata teman lagi.
"Gak peduli. Aku mau ngerjain laporan ini"

"Eh, Bong, ada cewe cantik cuma pake bikini di luar."
"Ha? Mana?," sambil berdiri dan berlari paling kencang ke luar.
"Mana? Mana cewe cantik pake bikininya? Mana?"

*Employee lain menatap keheranan*

Hehehhe ... Segera setelah kekacauan akibat tidak adanya wanita berbikini selesai, aku mereply sms dari tur_satu yang masuk: "ayo, ayo, yang tadi pada berlarian ke luar, silahkan kembali ke kantor. Kerjaan menunggu. :P"

edited - Oh ya, yang mau tau daftar gempa bumi terkuat yang pernah menggoyang bumi, silahkan klik disini.


Ulang - Ulang

Setelah kuamati, ternyata beberapa clientku punya kebiasaan mengulang-ulang kata saat sedang berbicara dengan auditor.

Bule di NGO Banda Aceh : So how's the audit? Oh, I see. Very goood, very good .... And how about the xxx? Oh, very good, very good


PimCab Bank di Cabang Sidimpuan : Begitu ya, pak? Jadi jadi jadi. Berarti, besok kan pak? Jadi jadi jadi ...

KaDiv Bank di Kantor Pusat Banda Aceh : Selasa pak, ya? Baik baik baik. Akan kita atur, pak. Baik baik baik ...

Pengemis di Bus yang dikasi Rp. 5000 : Semoga selamat sampai tujuan, anak muda. Semoga selamat, anak muda. Semoga selamat, anak muda ...

Bencong ngamen bawa kricingan : Aku nggak mau kalau aku dimadu .. Aku nggak mau kalo aku dimadu ... Aku gak mau kalau aku dimadu ...

Ada yang bisa menjelaskan fenomena aneh ini?
Apakah global warming has something to do with this? Apakah kekurangan hormon pada saraf neo kortex yang menyumbat titik G-Spot mempengaruhi? Ato apakah pemilik blog sudah beneran jadi gila karena 3 bulan gak pulang-pulang, sibuk ngaudit? Hehhehe, tebak sendirilah ...

Kalo aku sendiri, punya lagu gembira, yang selalu kunyanyikan berulang-ulang belakangan ini.

Bang Toyib, Bang Toyib, kenapa gak pulang-pulang ...
Bang Toyib, Bang Toyib, kenapa gak pulang-pulang ...
Bang Toyib, Bang Toyib, kenapa gak pulang-pulang ...

Senin, Februari 18, 2008

NGO

Mulai hari Senin ini, disuruh megang dua klien. Satu Bank, sama satu NGO (baca: en ji o. Tapi kalo penduduk lokal bacanya, ngo).


Ngaudit NGO susah-susah gampang.

Susah kalo disuruh analisa eligibility, accuracy, and presentation of fund disbursement.
Susah kalo disuruh mereview the fund disbursement system and identify weaknesses.
Susah kalo dibikin susah.

Gampang kalo cuma disuruh TOC (hihihii ...)
Gampang kalo cuma ikut makan siangnya aja

Seminggu bakalan menderita. Bukan karena sembelit atau susah boker, tapi karena bakalan ngurus reporting dua entity ini.

Dan susah ini bukan lagi bercanda.

*menarik nafas panjang*

edited - Sekarang kami punya lagu baru gubahan iseng lagunya d'cinnamons - Selamanya Cinta

Reff: andaikan bepede, make bepekape, gak make ane, tentu gak pusing-pusing, kaya geneeeee


Jumat, Februari 15, 2008

Hubungan Istimewa

Salah satu bagian disclosure dalam audit report kantor kami adalah, transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Karena ini adalah keharusan yang ditetapkan di PSAK No 7 tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Jadi kalo ada temen yang lupa baca PSAK itu (kayak aku), mungkin dua pengertian ini bisa membantu

Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional.

Transaksi antara Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan.


Jadi, kalau ada transaksi dengan perusahaan asosiasi, anak atau bapak atau mama perusahaan, trus, karyawan kunci, pemegang saham, harus didisclose di report. Gitu ...

Nah, waktu itu kita jumpai klien, ngasi surat permintaan data, yang isinya minta daftar atau penjelasan manajemen mengenai transaksi dengan pihak istimewa. Jumpai bagian accounting, dengan gagah berani dan sedikit ketakutan gugup gak siap, karena mengira bakalah banyak berdiskusi dengan mereka tentang pihak-pihak mana saja yang dianggap "pihak istimewa".

Bong : "Siang, pak. Bla bla bla ..."
si Bapak : "Ya. Bla bla bla bla? Bla bli blu bla bla ..."
Bong : "Oh, ngerti bahasa bla-bla ya, pak? Wuiih, seneng, bisa jumpa temen alien dari satu planet. Kalo saya bilang bla blu blu, bapak ngerti nggak?"
si Bapak : "Oh, ngerti donk. Itu kan artinya blu bli bla bla bla. Bla bla bli bli cuuuiiiihh ..."

teman-teman yang juga ngerti bahasa bla-bla, silahkan join ke milis kami, alien-bla-bla@yahoogroups.com

Bong : "Pak, ini, saya mau minta daftar transaksi dengan pihak istimewa, donk."
si Bapak : *terpekur* "Em, pak, kami gak pernah tuh, memperlakukan orang beda-beda. Gak ada tuh, yang diistimewakan. Sama semua, pak ..."
Bong : *nahan ketawa sambil senyum-senyum*

Rabu, Februari 13, 2008

Telpun-telpunan Seharian

Hari ini, gila men. Lelah ...


Kaya lagu The Beatles: It's been a hard days night, and we've been working like a dog ...

Ditelepon berkali-kali, berganti-gantian oleh Jakarta dan Medan, gak ngerti apa yang sedang dibicarakan para petinggi itu ... Para naga-naga bernafas naga itu ...

Medan to Bong : "Kata Jakarta belum kau kirim datanya ..."
Bong to Jakarta : "Tadi pagi sudah saya email, pak. Masa belum nyampai? Ini saya forward lagi"

Bong to Jakarta : "Sudah saya emailkan pak"
Jakarta to Bong : "Coba perbaiki format datanya"
Medan to Bong : "Kata Jakarta belum sesuai formatnya ..."

Bong to Jakarta : "Udah saya perbaiki formatnya"
Jakarta to Bong : "Hapus poin yang ini, ini dan ini"
Medan to Bong : "Kata Jakarta belum kau hapus poin yang ini, ini dan ini ..."

Bong to Jakarta : "Sudah saya hapus"
Jakarta to Bong : "Coba hitung ulang ini, itu, dan itu"
Medan to Bong : "Kata Jakarta belum kau hitung ini, itu, dan itu"

*heran*
Kenapa dua orang superior ini gak henti-hentinya nelpon aku? Terutama yang Medan, kok ngepush-ngepush bikin bingung ...

Stop it, boss. Kami yang bermandikan darah disini, bukan kalian. Kenapa kalian tidak datang kesini, dan coba kerjakan satu WP, dan rasakan darah itu bercucuran dari tubuhmu ...

Pusink ...


Mie Aceh di Aceh

Tau Mie Aceh?

1. Mie yang letaknya di paling ujung pulau sumatra
2. Mie yang bapak ibunya orang Aceh
3. Mie yang nyasar naik bus, turun di stasiun Setui - Banda Aceh
4. Mie yang mirip Cut Memey, trus nyuri celana dalam :P
5. Mie yang ngomong "meuteieu gado gado ... uereng keutanye"
6. Mie yang tadi pagi di koran dikabarkan punya cadangan minyak 50 milyar barrel atau setengah dari cadangan minyak Arab Saudi
7. Mie yang dimasak pake bumbu aneka rasa aneka bentuk aneka safari aneka yess!

Mie aceh, yah ... tak perlu lagi lah kudeskripsikan. Enaklah. Kalo kata manajerku, enak karena dikasi ganja. Ah, tak betul ini. Mana ada mie dicampur ganja. Yang bener, ganja dicampur mie.





Em, nyam nyam ... Di Medan, mie ini terkenal seh. Ini mumpung di Aceh, aku keliling nyari warung makanan yang menjual "Mie Aceh", dan hasilnya ....

Manalah ada ... Hahahaha ... Itulah anehnya.

Disini kalo mie mah, namanya Mie Rebus ama Mie Goreng, bukan Mie Aceh.


Sama kayak kemaren, iseng nyari Nasi Padang di Padang. Gak ketemu-ketemu sampe pulang ...

Selasa, Februari 12, 2008

Auditor dan Secangkir Kopi

Kopi dan auditor itu gak bisa dipisahkan. Setidaknya, bagi aku yah. Mau di klien, mau di kantor, kalau lagi kerja, pasti minta kopi. Pi pi kopi.


Nescafe atau Coffemix adalah pilihan utama, walau aku gak menolak jenis kopi lainnya.

Kemaren di klien, berkat ngobrol ngodal ngidul, disajikan Kopi Ulee Kareeng (Kopi Paling Mantap di Aceh). Dulu di klien pertama di Medan, selalu pastikan bahwa Coffemix selalu ada satu pak di kantor. Waktu ngaudit NGO di Banda Aceh, liat banyak Coffemix berserak bebas, ngambil banyak-banyak terus dibawa pulang ke kantor. Hehehehehe ...

Dua bulan disini, ada satu yang jarang berubah di pagi hari.
Secangkir kopi hangat untuk memulai hari ... Cheerz


KAP Wajib Ikuti Aturan BPK (serius, gak boong)

KAP Wajib Ikuti Aturan BPK

Selasa, 12 Februari 2008

Mulai tahun ini tenaga ahli dan kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit laporan keuangan pada badan atau lembaga negara wajib tunduk pada aturan tentang pemeriksaan yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Ketentuan tersebut hampir rampung. Jadi, KAP dan tenaga ahli nanti wajib tunduk pada kode etik pemeriksaan keuangan negara, lazimnya anggota dan audiotor BPK," kata Anggota III BPK Baharuddin Aritonang kepada Investor Daily di Jakarta, Minggu (10/2).

Dia menjelaskan, UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Tanggung Jawab Keuangan Negara serta UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK mengamanatkan BPK membuat aturan bagi pemeriksa dan tenaga ahli yang melakukan audit atas nama lembaga tinggi negara itu.

Ketentuan yang telah digodok selama dua tahun itu, menurut Baharudin, juga mewajibkan tenaga ahli dan KAP menjaga kerahasiaan data serta hasil audit. "Aturan tersebut diatur kode etik BPK," tuturnya. Dia mengungkapkan, berdasarkan Pasal 36 Bab IX Ketentuan Pidana dalam Kode Etik BPK, anggota dan auditor BPK yang menyalahgunakan keterangan, bahan, atau dokumen lain yang diperoleh saat melakukan pemeriksaan diancam hukuman badan satu sampai lima tahun dan denda Rp 1-5 miliar. "Selama ini hal itu tidak ada aturannya," ucapnya.

Baharuddin Aritonang menambahkan, ketentuan itu berlaku pula untuk KAP yang mengaudit laporan keuangan BUMN. "UU BUMN memang mengizinkan KAP mengaudit laporan keuangan mereka," ujarnya.

Sumber : Indonesian Daily

Menurut aku, mau ala KAP, ataupun ala BPK, semuanya kembali pada pelaksanaanya di lapangan. Mau Aturannya lengkap, Audit Approachnya komprehensif, semuanya kembali ke kenyataan di lapangan.

Kalau datanya gak ada, mau gimana. Hayooo :P

Gaji di KAP

Temen : "Hei Bong mai men, cas dulu! Okeh ...! Apa kabar kau ... Kerja dimana sekarang?"
Bong : "Auditor"
Temen : "Wah, banyak duit lah ya"
Bong : .....

CaMer : "Sudah kerja? Kerja dimana, nak?"
Bong : "Kantor Akuntan Publik"
CaMer : "Wah, auditor ya ..." (sambil mikir, pasti banyak uangnya. Suruh cepat kimpoi, ah)
Bong : .....

Bong : "Kak, minjem duit donk. Habis udah gajiku bulan ini."
tur_satu : "Loh, tapi auditor. Kan besar gajinya ..."
Bong : .....

Ntah-siapa-gak-kenal-jumpa-di-jalan : "Bapak pasti auditor. Pinjem uangnya donk, pak. Kan auditor banyak uangnya ..."
*pak puk pak puk*
Ntah-siapa-gak-kenal-jumpa-di-jalan : "Apa salah saya! Apa salah saya ...." (menahan sakit karena dipukulin si Bong yang kesal)

Ini gak tau siapa yang mulai nyebarin issue tidak benar ini ...
Namun, selalu profesi auditor itu dianggap punya uang banyak, gajinya udah dua digit (dibelakang koma), necis, deposito banyak sampe jadi deposan inti di bank, kalo belanja tinggal gesek doang, dll ...

Huhhh ... Saya nyatakan kalo ini tidak benar! Saya bersedia menjadi saksi di pengadilan. Silahkan bapak-bapak wartawan melakukan investigasi sendiri! Saya berani pasang badan kalo klien saya ini tidak bersalah. Lihat aja sosoknya, bapak hakim! Babi pink imut-imut gak pake celana. Mana ada tampang punya banyak uangnya! (ntar pengacara aku kusuruh bilang gini di pengadilan siapa tau ada yang nuntut aku karena pernyataan aku)

Tidak semua KAP mampu memberikan gaji yang tinggi. Terutama KAP-KAP kecil, yang tangkapannya masih ikan teri, umumnya cuma bisa menggaji auditornya dengan nominal kecil. Atau KAP non-big-four tempat kerja aku ini, yang .... alah, gitu deh ....

Kadang miris sih, melihat list daftar gaji karyawan klien sendiri yang gajinya melebihi gaji auditor yang mengaudit. Atau pengalaman sendiri, melakukan cash opname di Bank, menghitung duit senilai Rp. 103.889.759.884, lalu membayang-bayangkan, "kapan yah ... punya duit segini ..."

*itung-itung ... itung-itung* Wah men, butuh waktu 5 Millenium bagiku untuk mengumpulkan nominal segitu kalo cuma mengandalkan incomeku sekarang. Itupun asumsinya, gak makan-makan ya ... Enggak kongkow, enggak pacaran, enggak jalan-jalan .. Huaaa, tak mau ...

Atau pengalaman di klien ku sekarang, yang bikin makin miris.
Kalo diriku dikali empat ...
Lalu dijumlahin gaji kami ...
Masih kalah ama gaji supir yang nganterin tiap pagi ke klien ... *menarik nafas dalam ... *

Yah, kalau kata bapakku, kalau kamu merasa income-mu tidak sebanding dengan pekerjaan dan prestasimu sekarang, masuk ke ruangan bos-mu, and ask for a raise. Kalau dia tidak mengabulkannya, ucapkan terima kasih, dan selamat tinggal ... find a better job.

Be patience dad, i will. I will ...

edited - Nulis diatas, jadi teringat sama cerita ini.

Saat ‘ngrumpi’ di luar tugas antara orang Indonesia dan orang Eropa yang sama-sama berprofesi sebagai auditor, saling menanya perihal penghasilan masing-masing.

“Berapa gaji anda dan untuk apa saja uang sejumlah itu?,” tanya orang Indonesia mengawali pembicaraan.

Orang Eropa menjawab, “Gaji saya 3.000 Euro, 1.000 euro untuk tempat tinggal, 1.000 Euro untuk makan, 500 Euro untuk hiburan."

”Lalu sisa 500 Euro untuk apa?” tanya orang Indonesia.

Orang Eropa menjawab secara ketus, "Oh ... uang yang lebih itu urusan saya, Anda tidak perlu bertanya!"

Kemudian orang Eropa balik bertanya, “Kalau penghasilan anda sebagai auditor?”

"Gaji saya Rp 1,500 ribu, Rp500 ribu untuk makan, Rp500 ribu untuk transport, Rp500 ribu untuk pacaran, Rp200 ribu, bayar premi asuransi, ... Rp300 ribu untuk cicilan Ninja, ....".

Saat orang Indonesia ‘nrocos’ menjelaskan, orang Eropa menyetop penjelasan itu dan langsung bertanya.

"Uang itu jumlahnya sudah melampui gaji anda. Sisanya dari mana?," kata orang Eropa itu keheranan.

Kemudian, orang Indonesia itu menjawab dengan enteng,"Begini Mister, uang yang kurang, itu urusan saya, anda tidak berhak bertanya-tanya.”

Hehehee ... Cerita diatas tidak menunjukkan siapa diriku, lo. Tidak akan kujual independensiku untuk uang ... Kecuali uangnya satu koper. Trus kopernya diikat pita pink. Kenapa pita pink? Tauk deh, imut aja rasanya.

edited - Oh ya, jangan lupa kopernya ditempel label "Halal", yah ...

Sabtu, Februari 09, 2008

USAP



USAP yang dimaksud tuh, Ujian Sertifikasi Anjing Pelacak. Eh, bukan ding. Ujian Setifikasi Ahli Penjinak Bom. Alah, salah lagi. Ujian Setrikatifikasi Akuntan Publik. Ya, dah benar tuh kepanjangannya.

Bahas dulu ah, tentang USAP. Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant Certified (CPA) dan General Accountant (CGA).

Di Indonesia, akuntan yang bersertifikat disebut BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik (terjemahan langsung dari CPA kayaknya. Gak kreatip). BAP ini dikeluarkan oleh IAI. Kalo di Amerika, ada banyak badan yang mengeluarkan sertifikat ini. AICPA mengeluarkan sertifikat CPA untuk para akuntan. IMA mengeluarkan CMA untuk para akuntan manajemen. ISACA membuat sertifikat CISA untuk auditor sistem informasi. Dan banyak lagi kayak sertifikasi CFA (keuangan), CFE (Fraud Examiners).

Ujian ini, tiap tahunnya diselenggarakan, dan lulusannya ntar, dapat tambahan gelar, BAP. Jadi kalau aku lulus semua ujiannya, namaku jadi Bong, BAP. Atau kalau ada yang namanya Terjerem, jadi Terjerem, BAP. Atau kalau namanya Udara Lem, jadi Udara Lem, BAP.

edited - Kaget aku. Barusan (lima menit yang lalu), IAI mengupdate situsnya, dan menerbitkan SK KEP-27/SK/DPN/IAI/XI/2007 tentang penggunaan CPA bagi lulusan USAP. Jadi sekarang, yang baru lulus USAP, gelarnya bukan BAP lagi, tapi CPA. Trus, yang udah megang BAP, otomatis jadi CPA. Baca SKnya disini.

Yang pegang gelar ini, ntar bisa bikin kantor akuntan publik (gak otomatis sih, tapi salah satu syaratlah). Dan bisa neken laporan akuntan publik.

Mulai dari tahun 1998 (pertama ujian USAP diadakan), baru sekitar 500an orang yang diluluskan. Dikit banget yah? List lulusannya ada disini. Tahun lalu, dari kantor aku ada 3 orang yang ikut ujian. Beberapa materi sih lulus dan beberapa gagal. Mungkin kurang beruntung kali ya. Huhuuuu ...

Trus, materi ujiannya ada 6. Pelaporan Akuntansi dan Keuangan (PAK), Auditing dan Jasa Atestasi lainnya (AUD), Akuntansi Manajemen (AM), Manajemen Keuangan (MK), Sistem Informasi Akuntansi (SIA), Perpajakan (PJK), Hukum Komersial (HK). Jumlah soal yang harus djawab terdiri dari 385 soal pilihan ganda dan 6 essai. Kalau mau tau gimana suasana waktu ujiannya, silahkan baca laporannya oleh mbak Sultra.

Memang kalau mau lulus ujian ni sulit banget katanya. Tahun ini aja, cuma 18 orang yang lulus. Delapan belas, men, dari 306 orang yang ikut. Alias cuma 6%an. Tahun lalu, dari 241 orang, cuma lulus 11 orang, alias cuma 5%. Ck ck ck ... Memang standarnya yang tinggi kali ya? Untuk tahun ini, IAI di Kompas bikin pengumuman siapa-siapa aja yang lulus. Nomor satunya (first sitting) sdra. Syafruddin, dari Universitas Andalas. Salute. Semoga lulusnya bukan kebetulan, atau untung-untungan. Jangan sampai CPA diartikan sebagai Can't Pass Again. Wakakakaa



Ada beberapa sih, yang harus dicermati.

Pertama, kenapa jumlah pesertanya dikit kali? Tahun 2006, cuma 214 orang pesertanya. Tahun ini, cuma 306 orang. Dibandingkan dengan ribuan lulusan Fakultas Akuntansi dari berbagai universitas di seluruh Indonesia, persentasenya tuh kecil banget.

Nampaknya, memang BAP itu belum dianggap sebagai kebutuhan. Lebih lagi, karena regulasi nggak mengharuskan. Di KAP sendiri juga, cuma sedikit yang megang gelar BAP ini. Umumnya hanya partnernya. Bandingkan dengan Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Manajemen Resiko yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Untuk level 1 yang ujiannya cuman 50 soal dengan bayar hampir Rp. 3 juta lebih, selama 2 tahun belakangan ini diikuti hampir oleh 10.000 orang peserta. Ini kan karena pegawai bank diwajibkan untuk ikut, walaupun mahal. Di salah satu klien kantor kami, bahkan perusahaan mengirimkan karyawannya sampai luar negeri untuk kursus bidang ini. Belum lagi mengadakan pelatihan berbiaya ratusan juta, supaya pegawainya lulus ujian. Kalo KAP gimana? Hmmm ...

Aku juga mau ntar kalo lulus mau sih, ikut ujian USAP ini. Tapi barangkali lebih untuk njajal kemampuan aja. Hahahaa ... Siapa tau modal lempar koin aja bisa lulus. Dan dikasi gelar CPA. Can't Produce Anything. Wakkakakaka

Jam Lembur Gila

Inilah takdir jadi auditor, kurasa. Harus tahan lembur gila-gilaan.



Jam 12 malam, dan ini baru balik dari kantor klien. Lelah ... Sangat lelah. Tapi inilah resiko profesi. Hahaha ... Resiko profesi, coy. Padahal sekarang lagi demam. flu, nyampur semua. Tapi the show must go on. Pertempuran belum selesai, maka para prajurit tidak boleh meninggalkan medan tempur.

Kantor Akuntan Publik salah sih. Harusnya saat mereka merekrut auditor, harus ada tambahan kriteria gini:
...
5. Pekerja keras. Tahan banting. Sanggup lembur 7x24 jam.

Masalah lembur ini sih, yang banyak bikin teman-teman mikir ulang untuk jadi auditor.

Semalam juga, waktu YM2an sama monk, dia juga bilang gak mau jadi auditor karena lembur.
Turangku, si Henny juga pernah bilang, gak mau jadi auditor karena gak tahan lembur.

Kalo auditor lembur sih, biasa. Sekarang ini, untuk mengejar deadline yang nyaris deadend, kami lembur gila-gilaan. Wajar sih. Widi (Grant Thornton) juga cerita bagaimana mereka lembur sampai pagi waktu ngaudit salah satu BUMN. Maria (Deloitte) juga tadi sms kalau dia dipanggil lembur dadakan ke kantor, sampai mandi di kantor (kau gantinya dalemanmu, mar?). David (Ernst & Young) juga sering online sabtu dan minggu, lembur (jangan chatting mlulu, vid).

Nah, bagi teman-teman, kalau gak sanggup lembur, you must reconsider to be an auditor. Aku sendiri sih gak keberatan lembur, asal lemburnya dibayar. Ha3x. Dan untuk ini, aku harus berterimakasih kepada bosku. Lemburku bulan lalu yang 80 jam lebih itu, dibayar penuh. Grazias, boss !

Menikah dengan Auditor

Pernah sekali kubayangkan, apa jadinya kalau aku menikahi seorang Auditris (kalo cowo, auditor ... Heheheh ... Maksa). Kayaknya gak enaklah. Barangkali aku bakal nulis gini di kolom curhat:

Saya menikahi wanita yang memiliki karir profesional: AKUNTAN PUBLIK. Ya, dia adalah seorang auditor. Dan coba tebak apa yang dilakukannya ...

1. Dia menyuruhku untuk menggunakan metode LIFO saat mengambil makanan yang disimpan di kulkas. Aduh ...

2. Dia menganggapku tidak berbakat dalam bermain dengan angka. Aku sih no problem, makanya dia yang mengurus anggaran rumah tangga. Eh, tiap akhir bulan dia bikin invoice tagihan profesional fee sama aku. Waktu kubilang kalau aku ini suaminya, bukan kliennya, dia malah minta advance payment.

3. Aku heran kenapa pengeluaran terus meningkat steadily, sehingga suatu hari, aku mengintip kertas-kertas yang ada di ordner berlabel "Current File". Tak heran! Dia rupanya men charge mileage (jarak) dan overtime ke dalam anggaran rumah tangga. Dia juga menagihkan Out of Pocket Expense ke dalamnya. Dia gila, dan aku udah bilang itu ke dia. Eh, dia malah bilang, "Ya enggaklah sayang, aku kan auditor ..."

4. Setiap lembar kertas di rumah dicopy dan difilekan. Alasan dia, ada peraturan yang mengharuskan dia memaintain copy hasil kerjanya selama 10 tahun. Aku sungguh-sungguh khawatir ...

5. Dia bilang kalau dia cinta aku, dan aku bilang kalau aku cinta dia juga. Tapi tetap aja, dia tidak pernah percaya. Katanya, ada kemungkinan terjadi mis-statement. Dan dia memintaku membuat Representation Letter mengenai masalah ini ... Duhhh

6. Tahun lalu laporan keuangan rumah kami mendapatkan opini Qualified karena aku gak menyimpan supporting document atas expensesku.

7. Awalnya aku heran, kenapa setiap akhir tahun selalu berdatangan surat-surat dari seluruh famili, kolega, termasuk warung di depan rumah. Ternyata, istriku mengirimi Confirmation Letter kepada mereka semua. Waktu aku protes, dia bilang, konfirmasi dari pihak eksternal lebih realible. Cape deh ...

8. Waktu istriku masak, dia sering tidak mengikuti resep. Bila resep bilang, tambahkan setengah sendok garam, atau satu sendok teh gula, atau setengah gelas air, dia selalu tidak peduli. Dia bilang kalau itu tidak material bila dibandingkan dengan seluruh menu yang disiapkan.

9. Aku bilang, dia itu gila. Tapi anehnya, semua orang bilang kalau dia auditor. Di kamus, ternyata kata "auditor" bukan sinonim untuk kata "gila". Pasti kamusnya ketinggalan zaman.

10. Waktu kami menikah, dia memberikan Engagement Letter padaku. Awalnya aku bilang, "Oh, makasih ya sayang ..." Ternyata setiap tahun dia memberikan surat yang sama. Katanya, standarnya mengharuskan dia melakukan itu bila ada indikasi kalau aku keliru memahami tujuan dan scope dari Engagement.
Dia juga bilang, aku tidak bisa pisah dari dia begitu saja. Dia punya hak untuk didengar sebelum aku menunjuk orang lain. Dan dia juga menegaskan bila aku menunjuk orang lain menggantikan dia, maka harus ada komunikasi antara dia dan penggantinya, agar dia bisa menyampaikan keberatan profesionalnya. Mati kita ...

11. Phew ... Kadang kala, aku berpikir, kalau dia membahayakan going concernnya pernikahan ini. Duh ... Kok aku jadi kebawa-bawa dia ...

12. Ku kira pernikahanku ini sudah cukup gila, tapi ternyata ada temanku yang juga kawin dengan akuntan, punya cerita yang lebih parah. Istrinya mengkapitalisasi biaya pernikahan sebagai Preliminary Expenses, dan mengamortisasinya setiap tahun. Biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum berumah tangga, juga dikapitalisasi sebagai biaya pra-pernikahan. Juga, waktu yang dihabiskannya selama pacaran sebelum menikah sedang dalam proses valuasi, untuk dimasukkan sebagai intangible assets.

Teman-teman, berpikirlah dua kali sebelum menikahi auditor. Kalau kau sudah berpikir dua kali dan tetap memutuskan untuk menikahinya, pikirkan dua kali lagi. Kau harus mempertimbangkan besar risk sebelum memulai engagement. Duh ... Aku ternyata sudah gila.

Aku, seorang auditee seumur hidup.

Hahahaha ... Aku masih sering ketawa-ketawa waktu mbaca tulisan diatas. Gila, bisa juga aku kreatip, bikin tulisan kayak diatas. Walaupun ujung-ujungnya tidak diakui orang lain, sebagai penulisnya. Hahaahahahaa ...

Tue, 30 Oct 2007 10:21:56 +0700 (ICT)

Hari itu, aku mengirim email tentang auditor (tuh, yang diatas) kepada kawan-kawan. Kurang lebih ada 40 orang yang kukirim email humor tersebut, dan efeknya luar biasa. Membuktikan betapa cepat informasi menyebar di internet.

Gila, dalam waktu 2 jam, email yang sama sudah dikirim kembali ke email kantor kami. Waw, pikirku ... Cepat kali nyebar ... Membuktikan bahwa seorang Bong itu selebritis. Atau pengamat ekonomi terpercaya setara Alan Greenspan. Tulisannya cepat beredar, menyebar kemana-mana. Hahahhaa ... Padahal tulisanku aneh.

Nyoba googling, ternyata tulisan ku itu udah dicopy paste tanpa izin oleh 485 situs. Hahahaha .... Harus kucatat dalam my-personal-hall-of-fame.



Bukan hanya dicopy paste oleh ratusan situs, menyebar ke ratusan mailing list, tulisan abal-abal ku itu juga dikutip salah satu tabloid akuntansi ternama, tanpa bayar royalti. Huhuhuu ... Kan harusnya dikasi, lumayan, buat beli indomie. :P

edited Aku mau buat confession. Sebenarnya humor di atas bukan pure ideku. Hehehehe ... Aku menterjemahkan dari satu artikelnya mas nofie iman

So, all credit must go to him. Aku cuma menyempurnakannya. Hahahhahaa ... Plagiator ...

Jumat, Februari 08, 2008

Pak, Saya Mau Resign

Satu bulan yang lalu

Heehh *menghela nafas*

"Kalau begini terus, aku mau resign ajalah ..."

Buka laptop, klik Mikocok Office, ketik surat resignation.

Bla .. Bla .. Bla ..
Bla .. Bla .. Bla ...

... Harapan saya, semoga KAP yang-bukan-big-four tetap menjadi yang terbaik. Demikianlah surat ini saya buat, atas segalanya, saya ucapkan terima kasih.

Huhuhuu ... Bullshit. Surat resign asal buat, di tengah rasa suntuk dan kesal teramat sangat.

edited Tapi baru aja nih, kakak aku (kalo di hp kukasi nama tur_satu) ngirim email dengan judul How to Write a Resignation Letter. Nampaknya patut dicoba ...

HOW TO WRITE A RESIGNATION LETTER

Short but formal


More Words


Much Much Formal


Still cann't resign? Try this ...

Sarapan Pagi

Pagi ...


Selama di Banda Aceh, kami nginap di Oasis Atjeh Hotel. Dengar-dengar sih, punyanya salah seorang pengacara senior Indonesia. Namanya Bong, SH. Hahahhaha ... Ya enggak lah. Cicilan Ninja aja belum lunas, boro-boro punya Hotel. Yang punya tuh, Todung Mulya Lubis, SH.

Gak bisa lama-lama, karena harus berangkat kerja. Ini aja udah terlambat bangun, jadinya gak sempat makan. Cuma bontot bekal. Hebat kan, di restoran hotel, semua tamu lagi pada sarapan, aku bawa-bawa tempat makanan, ambil makanan yang disajikan di buffet untuk bontot. Huhuuuu ....

Nih, ku dokumentasikan gambar restorannya. Enjoy ... Aku mau bertempur (baca: kerja) lagi, yah ...


edited - Ternyata buru-buru-sampai-gak-sarapan-takut-telat gak guna. Soalnya sopir yang biasa njemput kami belum datang. Sial. Tau gini, mending makan dulu tadi ... Tapi enggak deh, memang lagi gak selera. Sakit tenggorokanku. Demam ...

*Nunggu*

*Nunggu*

*Telpon klien, kenapa gak dijemput?*

*Telpon gak diangkat*

*Nunggu*

*Bengong*


*Blogging*

*Ngayal*

*YM tak ada yang mbalas*

*Moga-moga gak ketiduran ... Zzzz*

Ada Auditor Gila

Akhirnya meledak juga, men.


Berbulan-bulan di kota ini, jauh dari semua where-the-fun-is, pusing dengan kerjaan dan rutinitas yang bikin gila ... GILA!

Gimana nggak gila. Setiap hari kerjaan tuh cuma gini:

07:00
Bangun pagi. Biasa dibangunin, kalo gak, terbangun karena jatuh dari tempat tidur

07:10
Mikir sambil menghela nafas paaaaanjaaaaanggg
"Oh, God ... When will this disaster will ever end ..."

07:30
Tersuruk-suruk ke kamar mandi, boker, shower, shampoan, gosok gigi

07:50
Berfikir untuk kembali ke tempat tidur, ngaku-ngaku kalau sedang sakit jadi gak bisa kerja ...
"Maaf ya bang, aku gak bisa ikut ke klien. Mau bobo aja. Tau bobo kan. Itu lo, majalah anak-anak tu. Eh, bukan deh. Bobo itu artinya tidur. Iya, tempat tidurnya manja gitu. Nangis ntar bantalnya kalo aku tinggalin"

08:00
Pakaian rapi, turun ke restaurant buat sarapan di hotel.

08:10
Tralala, trilili. Ngambilin semua makanan enak yang disajiin ala buffet.
Kapan lagi men, sarapan enak+gratis+ditanyain sama waitress, "kopi atau teh, pak?" :)

08:30
Kembali males berangkat kerja, kekenyangan sarapan

09:00
Udah di client. Tapi pikiran masih ngayal ...

09:30
Follow up permintaan data yang dari bulan lalu gak dikasi-kasi ...
"Pak, permintaan data kita kemaren nampaknya belum direspon yah. Tolong segera ya ..."

Kerjain apa yang bisa dikerjain ... Yang gak bisa dikerjain, suruh temen ngerjain. Hehehehhe .... Ngepush temen-temen, atau ngasi tanggapan kalo ada temen-temen yang nanya gitu.

13:00
Makan siang, sambil cerita-cerita

14:00
Kembali kerja. Follow up data lagi, tapi udah pake marah-marah ke client:
"Bosss, cemananya data kita. Udah dari kemaren, gituu lo, gak dikasi-kasi. Tolong dulu lah, agak diatur dikit. Ntar gak siap kerja kita. Ok choy? Ok, sip ... Ntar aku kontek-kontek kamu lagi, oke beybe. Eh, betewe eniwei, ini siapa ya? Ha? Direktur Utama? Ehh, maaf pak. Salah sambung. Lupain aja kalo saya pernah nelfon yah. Lupain ... Dengar sugesti saya, dalam hitungan ketiga kamu akan lupa ucapan saya. Satu, dua, tiga ... Tuuuutttttttt ... Fiuh"

23:00

Masih berkutat dengan analisa dan rekapan yang ntah bagaimana tidak nyambung ke trial balance.
"Hallo pak, saya Christofer, auditor. Mau nanya, ini kenapa listingnya gak nyambung ke neraca yah. Kenapa yah? Oh, barangkali karena beda latar belakang kali pak yah, makanya mereka berdua gak nyambung gitu. Satu wong ndeso, satu wong kota. Iya, bener ... Kasian ya ... Eh, kita bicarain Tukul Arwana apa Neraca, pak?"

01:00
Di tempat tidur, ngorok keras ... Gilaaaaa aku, bah

Cemanalah gak jadi gila aku disini. Dan tercetuslah ide bikin blog gini. Yah karena itu, karena seorang auditor telah berubah menjadi gila ... And this is where the madness begins