Minggu, Agustus 03, 2008

Hoooaaayeeem

Dah lama gak ngeblog. Lanjut lagi ah ....

We're sorry, but we were unable to complete your request.

When reporting this error to Blogger Support or on the Blogger Help Group, please:

* Describe what you were doing when you got this error.
* Provide the following error code and additional information.

bX-8a4qo7
Additional information
blogID: 4507011473668155871
host: www.blogger.com
postID: 5598926543720568655
uri: /publish-confirmation.g

This information will help us to track down your specific problem and fix it! We apologize for the inconvenience.

Haiyaaaah ... Kenapa pulak lagi ini ....

Selasa, Juni 10, 2008

Nonton Konser

Udah lama juga, gak nonton konser musik lagi. Kapan ya, Slank turun lagi dari Potlot, maen ke Medan?


Konser musik terakhir yang aku tonton, mmmmm, AMILD Rising Star. Yup. Sekitar bulan Mei kemaren kalo gak salah. Line up nya seep lah. Band lokal seleksi AMILD Wanted, d'Masiv, Repvblik, Peterpan, Gigi, Nidji. Dan aku tau apa yang kumau: NIDJI!

d'Masiv dan Repvblik gak ada lagu goyangnya. Mana asyik nonton konser kalo lagunya banyakan mellownya? Peterpan, well, ini bakalan jadi yang pertama aku liat mereka. Gigi, terakhir aku nonton tahun 2002, di Lapangan Merdeka. Nidji, waktu Soundrenaline 2005 di Medan. Dan waktu itu, Nidji bener-bener menggoyang Medan.

Sebelum Rising Star ini, aku nonton XL Pestaphoria. Dan aku cuma nikmatin dua dari empat line-upnya. Naif ama Duo Maia. Dan cuma bengong waktu liat Kerispatih main (kok bisa ya? lagu gini jadi hit?). Dan udah males nonton waktu Ari Lasso keluar (jam 1 malam, men .. aneh memang panitianya ngatur jadwal). Mana penontonnya banyakan mamak-mamak lagi. Bener, waktu Kerispatih main, aku liat kiri kanan ku, eh, mamak-mamak semua. Setelah kekecewaan di XL Pestaphoria, i was hoping for something good di Rising Star ini.

Harusnya nih event digelar April, tapi dibatelin karena PILKADA, dan dioper ke Banda Aceh. Aku termasuk salah satu yang gak tau pembatalan ini, dan cuma bisa bengong liat lokasi yang harusnya jadi venue kosong melompong ...

Tapi terbayar sih, waktu Rising Star jadi digelar di awal Mei. Datang terlambat, dan aku melewatkan d'Masiv. Gak papa, bukan mereka yang kutunggu. Cuma berbekal duit sepuluh ribu perak sama tiket, aku pun datang. Wuih, rame banget men. Kalah XL Pestaphoria. Mana penontonnya udah sesak lagi.

Celingak-celinguk liat posisi water canon. Soalnya ini sangat menentukan. Baru, bergabung ama orang-orang yang bikin barisan ular naga, mencoba nembus ke barisan depan. Ndesak kiri, ndesak kanan, sambil teriak-teriak "Nggeeeeeng, misi, misi ... Numpang lewat ..." Hehhee, thats fun.

Repvblik main, tapi crowded baru bener-bener berteriak waktu Peterpan maen. Dan aku gak nyangka i can be exitedly moshing around dengan iringan lagu: "Coba bertanya pada manusia, tak ada jawabnya!". Hahaha ... Atau nge aransemen ulang lagu khasnya anak Medan: "Tapi buka dulu c'lanamu, buka dulu c'lanamu! Biar kuisap [sensor]-mu ..." Hahahaa ... Anak Medan gak usah ditanya lah. Adaaaa aja gilanya. Waktu Repvblik nyanyi juga: "Oooo aku, hanya ingin kau tau, besarnya [sensor]-kuuu ..."

Heheee ... Tapi gilanya belum abis. Kan waktu konser biasa tuh, ada yang ngangkat HP tinggi-tinggi, mau foto ato rekam video band yang lagi main. Tapi ada yang gak biasa. Waktu ku liat salah satu HP, eh bukannya mem-foto, malah mutar bokep! Hahahaaa ... Ngakak nyaris mencret liat HP gila diangkat tinggi-tinggi mutar adegan gituan di antara HP-HP lain.

Terus, aku sempat heran liat ada cewe goyang ala Mulan Kwok. Mmm, yang ngangkat satu tangan lambai-lambai ala Ratu Inggris itu loh. Kayaknya ada sedikit muncul gaya gitu di VK-nya yang Wonder Woman. Memang lagi musim, yah? Lagu Peterpan, goyangnya Mulan Kwok. Jadi kepikiran mau make goyang gergajinya Dewi Persik di lagu berikutnya. Untung gak jadi, habis lagu Peterpan berikutnya itu "Dan mungkin bila nanti, kita kan bertemu lagi ..." Coba deh, goyang gergaji pake lagu ini. Kirim videonya ke aku ntar yah :D

Waktu Gigi maen, waah, lebih assoy lagi. Arman dkk benar-benar bisa menggoyang penonton. Panggung langsung digeber sejak lagu pertama "Perdamaian, perdamaian ..." sambil Arman bikin simbol peace di kepalanya. Siapa pun pasti larut dalam musik. Lompat-lompat moshing gak keruan ngikutin lagu "Tanya hatimu, benarkah dirimu, masih membutuhkan aku ...". Ikut nyanyi mellow waktu lagu "Sebelas Januari bertemu, menjalani kisah cinta ini ..", atau teriak keras-keras bersama Arman dkk menyanyikan, "Panas! Panas! Panas! Panas! Badan ini !!!".

Belum lagi waktu Arman ngenalin personel Gigi.

"Kenalkan, yang di gitar. Lahir di Bali besar di Jogja lama di Jakarta, yang udah sama-sama bareng Gigi sejak pertama, sama-sama berjuang besarin Gigi, sampai sekamar berdua ... Untung gua gak suka pantatnya Budjana men ... Satu-satunya gitaris di Indonesia yang sampai sekarang, GAK PERNAH CUKUR KUMIS!"

"Berikutnya di Bass, yang keluar masuk keluar masuk Gigi mlulu, memang yang keluar masuk itu enak ya ... Hush, jangan porno kalian ... Sempat jadi bakal calon dalam PILKADA, tapi gak jadi karena lebih seru jadi musisi ..."

"Di Drum, personil yang ini, udah kenyang pengalaman men. Ikut turnya Krisdayanti, pernah juga ikut sama Good Charlotte ... Tapi cuma nonton doang men ..."

Huhauhauaaaa ... Udah capek kali aku digoyang terus, ada kayaknya tiga jam berdiri terus sejak Repvblik, tapi aku masih menunggu Nidji ... Fiuh, capek. Kaki pegal, baju basah kuyup karena keringat dan siraman air berkali-kali dari water canon. Ini juga berdiri cuma sekitar lima meter dari panggung ... Tadi juga sempat nolongin anak kecil yang nyasar. Sok baek, ya? Mau gimana lagi ... Soalnya, aku yang buat nyasar, hihihiii ... Juga ada pemandangan seger banget, ada cewe-cantik-baju-putih-tipis-mini-basah-kuyup-ya-nampak-donk, yang cengar cengir waktu disuitin cowok-cowok. Aku cuma bisa ngucap: "Bukan salahku melihat benda itu ... Bukan salahku ..."

MC si Cantik dan si Botak keluar lagi. Memang mereka ini tiap kali ganti artis, selalu keluar. Dan musti pasrah diteriakin, "Bootaaak, bootaaak ..."

Nidji langsung menggeber dengan lagu Heaven versi Remix. Giring keluar, dengan pegangan mic-nya yang khas. "Heeeeaa ... ooo, Heavan is a concept!". Stamina yang sempat habis pun kayak direcharge ulang. Goyang lagi bareng-bareng crowd yang lain. Benar-benar terbakar nasionalisme aku waktu Nidji mainkan lagu Indonesia Pusaka, disambung lagu Sahabat. Giring memasang bendera merah putih di pegangan mic-nya. Gila, beneran aku dibakar untuk bangga jadi bangsa Indonesia ...

Tapi gak sanggup lah. Akhirnya nyerah juga. Di pertengahan, aku mundur. Terlalu capek. Aku pun bergerak mundur, dengan baju basah kuyup, dan badan sangat lelah ... Terduduk di belakang, masih mendengar Nidji yang terus menggoyang penonton ...

Ah, Nidji hebat. Giring juga luar biasa. Giring ... Giring-giring tambah jilena*. Hehheee ...

* Pelesetan dari lagu Karo, biring-biring tambah jilena, hitam-hitam tambah manisnya. Hitam manis, maksudnya ... :P

Mamak2 Gatal, Mencari Identitas

Via YM, aku bicara ama seorang kenalan di [sensor] yang bisa bantu aku dapetin identitas si MG. Dari nomor telponnya. Yup. Kalo kita beli nomor baru, kan kita diwajibkan registrasi tuh. Nama, Alamat, No ID, dll. Nah, data ini ternyata tidak "serahasia" itu. Kita bisa dapetin asal punya kenalan yang tepat. Aku malah yakin para pengguna jasa Data Mining udah lama mendapatkan data-data ini.

Aku pun YM dia:

bong : bantuin liatin dunk
kenal_bong : wah, gak bisa Bong
bong : lah?
kenal_bong : iya, CCFnya lagi down
bong : CCF? California Chicken Fried? Saingannya KFC ya?
bong : bisa delivery dunk
kenal_bong : heheee
kenal_bong : CCF tu Customer Care F****.
bong : apaan tuh? Produk perawatan kulit baru yah?
kenal_bong : =))
kenal_bong : itu Skin Care kalee
bong: so?
kenal_bong : yah, semacam sistem gitulah
bong : oooooh

Begonya masih mending. Temen aku lebih parah pun ...

bong: ini serius yah, tadi aku baca majalah The Economist, ada buka lowongan untuk UNDP
temen_bong : itu apa?
temen_bong : tempat les bahasa inggris?
bong : Badan PBB begooook
temen_bong : ooowww kukira...

Udah ah. Ngaco ...

Mamak2 Gatal, The Lanjutan

Si eMGe, alias Mamak2 Gatal, nelpon lagi. Yang belum kenal, baca postingan sebelumnya lah.


Ha3x. Kali ini, aku gak bisa post isi pembicaraan kami. Karena udah 17thn kali. Bokep! Hahahahaa ... Iseng ku makin parah, dan pembicaraan selama 30 menit itu udah lebih mirip telpon sex daripada "Haloo, Budi-nya ada?".

Yang dibicarakan itu seputar [sensor], termasuk [sensor] [sensor], sampe [sensor] [sensor] .. Tuh kan, gak lulus sensor ...

Tapi waktu endingnya, kusuruh dia jangan telpon aku lagi. Beneran. I had enough. Males ngeladenin telpon2 sex kayak gini.

Teringat waktu masa-masa awal aku terbang di jagat maya, berkelana dengan mIRC, aku juga udah akrab sama model2 pembicaraan sex gitu. Cuma, aku seringnya nyamar jadi cewe. Hihihiiii. ce_sexy -lah, ce_lg_butuh -lah, ntar adaaaa aja yang ngajak gituan. Virtual sex gitu. Hahahaha ...

Ketawa mampus melihat teman-teman sejenis kelamin aku itu menulis yang aneh-aneh, berusaha merangsang si ce_sexy atu ce_lg_butuh. Kiaaaaa ... Emang bisa ya, terangsang via chat gitu? Ladies, please answer me ^_'

Atau saat memasuki zaman Yahoo Messanger, mulai lagi bertualang yang aneh-aneh. Kalo pas ketemu cewe yang "mau", wah, dijamin ueeenak. Streaptease, ato sekedar dikasi lihat dikit-dikit (hihiiii), sampe live sex show, bisa terpampang via webcam di YM. Well, khusus untuk YM ini, walau aku udah mendapatkan YahooID cewe-cewe yang mau gituan, aku gak pernah mencoba meng-add mereka, or such. Tapi ada sih kejadian yang hampir-hampir. Hihiii ...

Waktu itu di Banda Aceh, berbekal koneksi internet free 24/7, aku coba-coba masuk ke channel di YM (baru tau juga aku waktu itu, YM juga punya channel ... hahahaaa), ketemu ama someone bernick fit*******6. Sengaja, dibuat banyak banget bintangnya ya, buat privasi.

Kenal-kenalan, gak lama dia bersedia nampilin webcam-nya. Huraay! Aku yang udah kumat iseng, pun berjuang mensepik kiri sepik kanan, rayu-rayu dengan tujuan membuktikan bahwa "wanita-wanita seperti itu" memang ada (well, i lied. I only wanted to see boobs. huuhuuu)

Dan berikutnya sodara-sodara, mau tau apa yang terjadi?

Saya gagal. Hahahaaaa ... Nampaknya beliau memang bukan "wanita-wanita seperti itu". Aku aja yang udah mupeng kali ya?

Tapi kan sekarang era 3G. Udah bisa video call. Mungkin berikutnya yang akan kita temui adalah striptease ato live sex via 3G kali? Telpon nomor 08-sekian-sekian, nikmati pertunjukan hot dari kami. Bisa jadi, kan? Ato jangan-jangan, udah ada?

Mau dong ...

Senin, Mei 26, 2008

Malam Hitam

Hari ini mati lampu. Sigh ... PLN sialan. Sudah berulang kali terjadi. Yah, sudahlah ... No use for complaining, just learn to earn the best from the worst ...

Karena mati lampu, kamar yang tanpa kipas pun seperti jagung yang baru direbus. PANAS ...

Sofa yang biasanya didalam kamar pun kubawa keluar, ke teras. Teras di lantai IV ini. Duduk, termenung, membiarkan fantasi merajalela kesana kemari.

Aku melihat ke angkasa, bulan ditutup awan. Langit kelam. Bumi hitam ... Ya, hitam ... Semua benda di sekitarku seakan kehilangan kemandiriannya, tertular warna ini. Semua berubah menjadi hitam, kehilangan warnanya ...

Hitam. Betapa kata ini telah mengalami penindasan bertubi-tubi dari manusia. Diperlakukan seolah-olah kata ini tidak memiliki makna lain selain negatif. Buku hitam, daftar hitam, catatan hitam, sejarah hitam ... Semua berarti jelek. Tidak baik ... Kelompok hitam, ilmu hitam, semua menjadikan kata Hitam menjadi sebuah kata pelambang unsur jahat, unsur najis, unsur yang salah!

Hitam tidak sejahat itu. Hitam adalah pelambang kemewahan. Eksklusif, elite. BMW sendiri sering memproduksi mobil-mobil mewahnya dengan warna hitam. Ford di masa keemasannya dulu pernah diilustrasikan dengan kalimat ini: "Ford bisa menjual mobil apa saja asalkan warnanya hitam". Jas yang dipakai kaum elite dan orang kaya juga berwarna hitam, simbol dari kemapanan.

Agama juga mendukung pernyataan diatas. Jubah pendeta, pertua, maupun diaken sering berwarna hitam. Alkitab juga memiliki sampul berwarna hitam.

Pembela kebenaran, satria baja hitam, kan?

Hitam juga warna yang tegas, tidak plin plan. Tidak ada hitam muda, hitam tua, hitam langit, ya nggak?

Ini membuktikan bahwa dibalik pemaknaan jelek yang selalu diterimanya, hitam masih memiliki sisi positif. Sisi baik yang bisa diambil manfaatnya ...

Jadi ada kesimpulan yang kutarik dari hitamnya malam ini. Di dalam kegelapan, berbekal laptop yang baterainya nyaris habis, walaupun sudah berjuang untuk memaksimalkan daya tahannya, menurunkan voltase, menurunkan kecepatan CPU, mematikan Wireless dan Wired LAN, CardBus, ditemani Fadly dkk yang memainkan lagu "Jangan Datang Malam Ini", aku mengambil kesimpulan, bahkan dari sesuatu yang nampaknya negatif, selalu ada sisi positif yang dapat diambil.

Untuk itulah Tuhan memberi kita akal dan kebijaksanaan, untuk belajar dari semua hal, bahkan dari kesalahan sekalipun.

Aku menatap kembali ke langit. Bulan dengan bangganya keluar dari kukungan awan, tersenyum menyapaku. Bulan purnama yang indah ... Sangat indah ...

Terima kasih untuk mati lampu malam ini, karena aku bisa bermandikan sinar buian ...

Terima kasih untuk hitam, karena aku jadi bisa belajar ...

Toh, putih tidak selalu bersih, kan? Golongan putih masih dianggap sebagai ketidaksadaran akan makna demokrasi. Rokok putih juga merusak kesehatan, ya tidak?

Selamat malam ...

Sabtu, Mei 24, 2008

PSAK No. 60

PSAK 60 : Akuntansi untuk Pacar

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 60 AKUNTASI UNTUK PACAR

Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf penjelasan yang dicetak dengan huruf tegak (biasa). Pernyataan ini wajib tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material (immaterial items).

PENDAHULUAN

Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk pacar. Masalah utama dalam akuntasi untuk pacar adalah saat (timing) pengakuan seorang wanita sebagai pacar, penentuan jumlah hari dimana hubungan bisa tetap diteruskan (useful life), dan penentuan dan perlakuan akuntansi atas penurunan nilai tercatat (carrying value) dalam hubungan romantic ini. Pernyataan ini tidak mencantumkan panduan dan metode untuk mencari pacar.

Ruang Lingkup

Pernyataan ini harus diterapkan untuk semua pacar kecuali bila pacarnya punya orangtua, saudara, mantan pacar atau pacar prospektif yang bekerja di kepolisian, tentara, agen-agen inteligen atau organisasi politik atau bila yang bersangkutan memiliki tinggi 190+cm, punya tubuh berotot dan mampu mempraktekkan kungfu, judo, atau seni bela diri lainnya.

Definisi

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini

CINTA adalah penyakit kejiwaan serius, yang dapat ditemukan di nyaris seluruh film film India, Telenovela, Novel Teenlit dan Chicklit, atau literatur lainnya.

GOMBAL adalah bentuk modern dari cinta; penyakit kejiwaan ini muncul dari film-film Hollywood, Bollywood, internet, HP, dan literatur lainnya. Tidak terbatas pula kepada kreatifitas dan kegilaan yang muncul sebagai respon syaraf motorik untuk memancing timbulnya cinta.

PERNIKAHAN adalah kewajiban jangka panjang (long term liability) yang muncul sebagai akibat dari peristiwa masa lalu (past even) yang ditandai dengamn peningkatan jumlah populasi dan penurunan tingkat kesehatan dan keuangan.

PACAR adalah aktiva lancar (current asset) yang muncul sebagai akibat dari perjuangan masa lalu (past effort) yang kemungkinan dapat menambah jumlah kencan dimana yang akan datang, kontak fisik dan hadiah-hadiah. Bila dikelola dengan baik dapat menjadi kewajiban jangka panjang (long term liability); (baca: istri atau suami)

MASA MANFAAT (useful life) adalah :
(a) dari pembicaraan pertama sampai orangtuanya nge-gap: "ngapain kalian !",
(b) dari kencan pertama sampai salah seorang pasangan menikah dengan orang lain, dan
(c) dari kencan pertama sampai jenjang pernikahan; setelah itu disebut masa suram (suffering)

BIAYA PEROLEHAN adalah jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan seorang pacar, baik yang sifatnya tangible (seperti boneka, uang, HP, mobil) dan intangible (seperti waktu, emosi, hati yang sudah dimakan). Biaya-biaya intangible harus diukur secara proporsional agar dapat mencerminkan nilai yang wajar.

NILAI WAJAR (FAIR VALUE) CINTA adalah suatu jumlah, untuk itu seorang pacar tetap disayang dan dipertahankan, atau (bila mungkin, dan gak tau juga sih) seorang pacar mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).

PENJELASAN

Pengakuan

Seseorang harus diakui sebagai pacar dan dikelompokkan sebagai pacar bila, dan hanya bila:

* besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian maupun physical di masa yang akan datang yang berkaitan dengan pacar tersebut akan mengalir ke dalam pasangannya,
* biaya perolehan dapat diukur secara handal

Sepupu, saudara, dan teman-teman-nya pacar tidak boleh turut diakui. Meskipun, yang manis atau ganteng, atau yang mantap-mantap, hanya bisa diakui sebagai penggombalan hanya dan jika hanya memiliki peluang menjadi pacar prospektif.

Penghentian dan Pelepasan

Status pacaran dan penggombalan harus dihentikan dan dilepaskan, bila:

* ketika berakhirnya masa manfaat dari pacar ataupun calon pacar
* ketika tidak ada manfaat keekonomian dan physical masa yang akan datang diharapkan dari pelepasannya
* ketika ada kemungkinan pacar dapat diakui sebagai "long term liability"; dalam hal ini, bagus ...

Pengungkapan

Laporan harus mengungkapkan, dalam hubungan dengan setiap pacar:

* Jumlah pacar, dengan:
- umur pacar
- warna kulit, tipe wajah
- masa manfaat dari setiap pacar
- email, alamat rumah, dan nomor HP dari pacar
- setiap kenikmatan "spesial" yang mungkin telah diterima dari pacar
* eksistensi dan batasan atas status pacaran dari setiap pacar
* estimasi yang dapat diandalkan atas biaya perolehan setiap pacar
* jumlah komitmen untuk "akuisisi" pacar-pacar baru

Tanggal Efektif

Pernyataan ini berlaku untuk laporan yang mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal dibacanya artikel ini di auditorgila.blogspot.com. Penerapan lebih dini dianjurkan, dan dilarang kopi paste tanpa mencantumkan sumber asal: http://auditorgila.blogspot.com.

Free translation with major changes from an Uzbekistan Online forum: IFRS 69: Accounting for Girl Friends.
http://forum.arbuz.com/showpost.php?s=f4c91a8f58a56fc351813cbf27c656aa&p=804104&postcount=37

Kamis, Mei 22, 2008

Thomas Cup Cup ...

Waktu Semi Final Thomas Cup usai, aku cuma bisa bilang. "LONTONG!"


Masak kalah? Ah, percumalah! Padahal udah bela2in, walau lagi di Bukit Lawang yang rentan mati lampu, berbekal TV yang agak burem gambarnya, antenna yang rawan kesambar petir (beberapa minggu sebelumnya, TV meledak disambar petir), dengan bangganya aku nonton Thomas Cup, cuma buat liat Taufik Hidayat main bulu tangkis kayak Taufik Kiemas.

GRRRR!

Pertandingan Sony Dwikuncoro aku seneng. Lihat perjuangan dia, perlawanan dia. Walaupun lawannya itu sarjana hukum. Gak percaya? Liat aja namanya, Park SH (Park Sung Hwan).

Markis Kido/Hendra Setiawan lebih seru lagi. Sempat kalah di babak pertama, melakukan perlawanan sangat sengit di babak kedua. Permainan kelas dunia ... Lihat si Kido terbang2 men-smes shuttle cock (titit pesawat luar angkasa). Walau kalah juga.

Taufik Hidayat? Ah, masuk jurang ajalah nih anak. Lututnya kayaknya udah loyo, sejak kawin. Grogi kali, ditonton langsung ama Mertua. Kalo kata abangku, udah kebanyakan proyek dia. Proyek PBSI.

KECEWA! KECEWA! Udah mau masuk aku ke tivi tadi, trus rebut tuh raket si Taufik, biar aku aja yang main. Sayang tivi-nya kekecilan. Hahahaaa

Melepaskan kecewa, aku SMS kawan-kawan: "Satu kata utk Tim Thomas. DODOL!"

Balasan dari mereka unik2 juga, dan kayaknya dari balasan mereka, bisa kita prediksi kepribadiannya. Lets cek it aut

+6281263xxxxxx : "Yupe,...dodol apalagi si taufik."
(Ini tipe rajin masak, ama kreatif. Pasti sering masak dodol di rumah)

+6281375xxxxxx : "mati kita.Cm itu kbggaan.. dirampok jg"
(Nasionalis, tapi pesimis. Harakiri style. Kalo kalah perang, bawaannya mau mati aja)

+6281631xxxxx : "Yah..trlalu anggap sepele.. gw kecewa nih..uda teriak2..tp UBER psti dpt.."
(Nasionalis, plus optimis. Punya prinsip, kalah hari ini, tapi pasti menang besok. Kalo besok kalah lagi, pasti besoknya lagi bisa menang)

+6281362xxxxxx : "ga masuk semifinal ya? brp scorenya?"
(Bingung gw, ada juga yang gak tau ternyata ...)

+6281361xxxxxx : "kejam bgt lah kata2nya, bah!!"
(Pembela HAM dan perilaku tidak adil terhadap kaum marginal)

+85262xxxxxxx : "Oala.. Nympe jg TV ke bukit lawang.. Haha.. Bkn DODOL ja bg.. Mank g pnts b'diri disitu hrznya.. Jd artis ja.. Haha.."
(Sadistis. Suka menyiksa orang dengan cemeti dan kelewang. Hati-hati!)

+85621xxxxx : "Haha! Artiny perjalanan Sutiyoso menuju RI 1 semakin berat.. Kacian deh.."
(Politikus sejati. Bisa mengkaitkan peristiwa bersinnnya SBY dengan konstelasi politik di Senayan)

+85297xxxxxx : "Bong, jam brapa pulang?"
(Cewe paling perhatian sedunia. Really love her :D)

Note : Jangan diambil serius. Cuma bahan bercanda. To all my friends, love you all. Kalau keberatan, sms aja. Akan ku cabut. Thanx

Selasa, Mei 13, 2008

Auditor dan si Putri Kodok

Aku udah pernah cerita gak, kalo auditor itu kerjanya capek? Keluar kota mlulu. Lembur gak keru-keruan. Jam kerja yang OMG, only God knows lah ... Ampun deh ...


Tapi cuma waktu peak season aja sih. Kalo lagi peak season, matehok. Dikejar-kejar deadline. Sabtu juga lembur. Minggu pun (kalo udah gila kerja) masuk. Ah, enggak ding. Separah2nya kerjaan, kalo minggu, tetep jatah libur donk.

Tapi kalo ingat waktu jadi auditor dulu, terutama waktu di CBP, pertama kali disuruh ngerjain WePe alias kertas kerja, hahahaaa, ketakutan sendiri, gak pedean, sibuk bertanya dalam hati: "udah benarnya ini?". Pulang dari CBP pun masih kerja di rumah. Mau tidur pun tak tenang. Kerja keras. Hahahaaa ...

Satu lagi yang susah, ngatur jadwal date ama pacar. Cemana mau ngedate kalo lembur ampe malam, pulang dengan aura lelah amat sangat. Sabtu pun lembur. Minggu yang dimau cuma istirahat. Mana sempat pacaran ... Eh, ini bukan pengalaman pribadi yah. Kita mah, tetap mesra. Hahahhaahaaa ...

Jadi teringat cerita aku. Tentang Auditor yang jumpa Putri Kodok yang bisa ngomong. Jadi gini, suatu hari, sepulang dari kantor klien, si auditor berjalan cepat melintasi tepi sungai, ketika terdengar suara panggilan. Setelah auditor mengamati sekeliling, sambil memastikan semuanya sudah di cross-footing, ternyata suara itu berasal dari seekor kodok. "Hai tunggu," kata si kodok, "Aku sebenarnya putri yang cantik, tapi sedang dikutuk. Tapi kalau kamu menciumku, aku bisa jadi putri lagi. Ciumlah aku!" Dengan hati-hati si auditor memungut si kodok, lalu memasukkannya ke saku jaketnya. Si kodok berteriak, "Hai, ciumlah aku! Kalau aku sudah jadi putri, aku mau jadi pacarmu semalam."

Si auditor cuma tersenyum kecil. "Iya deh, nggak semalam. Seminggu penuh deh!!!" teriak si kodok. Si auditor senyum lebar, mengeluarkan kodok dari saku, mengelus-elusnya, kemudian memasukkan kembali ke saku. Si kodok berteriak putus asa, "Ya deh, aku mau jadi pacar kamu seumur hidup. Tapi cium aku dong. Nanti aku jadi putri yang cantik sekali, yang akan menemani kamu selamanya."

Akhirnya si auditor buka suara juga. "Hey. Tahu nggak. Aku ini auditor. Aku nggak punya waktu buat pacaran. Tapi punya kodok yang bisa bicara, keren juga."

Pernah ngerasa gak sih, kalo banyak Partner, atau Senior Manager di Accounting Firm, yang actually did nothing, atau not helping at all dalam proses audit?


Mungkin gak semua sih. Kembali ke pemahaman dan penerapan dari code of ethics dari kantor masing-masing mungkin ya?

Pengalamanku di kantor terdahulu, sang Senior Manager lebih cocok jadi Marketing daripada Auditor. Lebih concern ke jumlah klien, daripada kualitas audit itu sendiri. Sigh ...

Padahal yang namanya team audit itu, termasuk didalamnya Senior Manager plus Partner juga. Bukan hanya sampai Senior saja. Diskusi dan komunikasi intens harusnya berjalan, dan didokumentasikan dalam Minutes of Team Meeting dan Matters for Partner Attention.

Dulu pernah seorang eks Manager di Ernst & Young pernah cuap-cuap mengenai masalah ini (padahal sebenarnya kami tidak sedang membicarakan itu). Dia menceritakan bagaimana kalau di kantornya, dia selalu menyempatkan diri untuk discuss dengan senior auditor dalam teamnya, terlibat dalam field work, pokoknya, berjalanlah diskusi dan komunikasi yang kusebutkan tadi. Nice ...

Kok jadi serius kali tulisanku ini. Hahahhaha ...

Gila ah. Gila ... Okeh. Ada cerita neh. Seorang auditor datang ke toko binatang (toko yang menjual binatang, bukan yang punya toko itu binatang), untuk membeli burung beo. Pemilik toko (yang bukan binatang) menawarkan tiga burung beo yang mirip, mulai berpromosi, "Yang sebelah kiri, harganya lima juta."

"Wah, kenapa mahal?", tanya si auditor. "Gini mas," kata si pemilik (tanpa bermaksud meremehkan intelektual pembaca, lagi-lagi kutekankan, si pemilik toko bukan binatang). "Si Beo yang itu, bisa mengerjakan audit-audit yang kompleks."

"Kalo yang kanan, berapa?" tanya si auditor. "Yang itu, sepuluh juta, soalmya dia bisa mengerjakan seperti yang sebelah kiri tadi, plus dia mampu menyiapkan financial forecast."












"Wah, wah, wah ... Kalo yang di tengah?", tanya auditor yang keheranan. "Empat puluh juta". "Waw, yang ini bisa ngerjakan apa?"

"Sebenarnya mas, aku gak pernah liat dia melakukan apa-apa. Tapi yang dua lainnya manggil dia pak Senior Manager."

PS : Jangan bilang-bilang yah ... :P


Mamak-Mamak Gatal

Pernah kesal diteror lewat HP? Di miskol-miskol gak jelas. Here's my story.


Hmm, kayaknya dimulai sejak pertengahan bulan April kali ya. Gak gitu ingat lagi. Hari Sabtu, ya, Sabtu. Soalnya nih orang selalu nelpon hari Sabtu. Baca terus kebawah, ntar tau kenapa hari Sabtu.

Waktu itu masih jadi auditor. Lembur di hari Sabtu. Ngerjain Bepede. Bareng LV, seorang SPV di KTR kami. Eseh. Keren juga nulis pake singkatan. JD WKT TU ADA ORG YG MSKL MSKL GK JLS. Walah, capek sendiri nulisnya.

Jadi waktu itu, entah dapat dari mana nomorku, ada telpon masuk ke CDMA ku. Kita katakanlah, si OI. Orang Iseng.

CS : "Hola ..." (suara berat, malas-malasan)
OI : "Halo, Dodi-nya ada?"
CS : "Salah sambung, mbak."
OI : "Dodi-nya ada bang? Ini dari temannya ini."
CS : "Gak ada namanya Dodi disini, mbak."
OI : "Gak ada ya? Ini dari temannya ..."
CS : "Gak ada, mbak ..."
OI : "Oooh. Ganggu saya?" (jadi manja suara si mbak)
CS : "Enggak, mbak ..." (mencoba sopan)
OI : "Oh, gak ganggu saya khan. Gak papa kan, bang?"
CS : "Enggak"
OI : Gak ganggu saya khan ..."
CS : *diam*
OI : "Dodi-nya ada bang?"
CS : "Gak ada, mbak. Lagian, Dodi yang aku kenal tuh cuma Dodi Ginting. Itu pun udah lama gak ada kontak, mbak"
OI : "Oh, jadi marganya Ginting ya?..." (gubrak. Mampus aku)
CS : "Bukan, mbak. Itu teman saya." (jadi kesal juga)
OI : "Gak ngganggu saya kan, bang?"
CS : "Iya ganggu. Banyak kerja saya." (makin gondok)
OI : "Ohhh. Ganggu saya ya?"
CS : "Iya."
OI : "Ganggu saya, ya ...(diam sejenak). Mmm, Dodi-nya ada?"

-tuuuuuuuuuuut-

Mampus ajalah, kupikir. Tapi gara-gara telpon ini, aku jadi ngobrol panjang ama mamanya LV, ketawa-ketawa. Sama aja, gak kerja juga. Hahahahaa ...

Berturut-turut, tiap Sabtu nih mbak (tapi makin lama makin curiga aku kalo ini bukan mbak-mbak, tapi mamak-mamak) nelpon terus. Ngomongnya pun makin gak penting. Salahku juga, gak pernah ku simpan nomornya. Jadinya tiap nelpon dia, selalu kuangkat. Yang dicari si mamak-mamak ini pun makin aneh. Pertama, Dodi. Terus, Toni. Budi. Tedi. Bah bah bah ... Pembicaraan selalu sama. Dimulai dari "si Anu-nya ada?", dan disambung dengan "Gak ganggu saya, kan ..." yang lebih banyak ditanyakan daripada mencari info tentang si Dodi-Toni-Budi-Tedi tadi.

Sampe akhirnya sekitar awal Mei kemaren. Aku lagi malas-malasan di kamar. Tidur-sadar gak jelas. Flexi berdering. Masuk lagi nomor gak jelas.

CS : "Loha ... ?"
OI : "Halo. Dedi-nya ada?"

Alah makjang. Gak nyerah-nyerah nih mamak-mamak. Tapi akhirnya kuputuskan untuk bicara panjang. Iseng dibalas iseng. Di sepik dikit, dia udah kasi nama ama alamat. Reni, alamatnya daerah Marindal gang (rahasia lah) nomor (apalagi ini). Aku bilang namaku Feri, nama yang dulu pernah kupake waktu masih SMP. Jadi katanya, dia bosan dirumah mlulu. Gak ada kerjaan, jadi dia mau nyari "teman" gitu, Huhuuu. TTM kale. Teman Tapi Mesum.

Btw, sekarang kuganti namanya. Dari Orang Iseng (OI) jadi Mamak2 Gatal (MG)

MG : "Abang udah berapa umurnya?"
CS : "Dua puluh tiga, mbak."
MG : "Ohh, masih anak-anak lah ya ..."

Bah .. Bikin anak pun udah bisa, buuuk ...

CS : "Emang mbak Reni udah berapa umurnya?"
MG : "Umurku udah banyak, bang"

Maseeeh juga manggil abang, padahal tadi aku dituduh masih anak-anak.

MG : "Udah tiga puluh empat" (hahahhaa)
CS : "Udah kawin, mbak?"
MG : "Udah bang"
CS : "Gak marah ntar si Abang, nelpon-nelpon orang gini?"
MG : "Ya jangan sampe taulah. Cantiklah mainnya" (alahmak ...)
CS : "Udah ada anaknya, mbak?"
MG : "Tiga orang, bang"
CS : "Itu aja diurusin, mbak ... Katanya gak ada kerjaan ..." (malas)
MG : "Kan pada sekolah semua ..."

Jadi, ini misteri kenapa cuma tiap sabtu dia berani ganggu. Kayaknya di hari sabtu suami ama anak-anaknya gak dirumah. Jadi makin naik isengku. Jadi kata si mak Reni ini, dia nyari teman gitu. Kupancing, ntar suami marah, kubilang. Tetep aja dibilangnya, "cantik main-nya". "Lagian, kan cuma kenalan. Cuma ngobrol-ngobrol aja". Ah, gak percaya aku. Kupancing terus ...

MG : "Cariinlah, bang, Kalo ada temen abang yang udah dewasa gitu ..."
CS : "Oh, ada mbak. Kenal banget aku. Orangnya udah dewasa banget. Udah ngelewati berbagai zaman, mbak. Zaman Belanda, Jepang, Orde Lama, Suharto, Habibie ampe SBY ..."

Yang kubayangkan bulang-ku, yang udah lewat 100 tahun umurnya. Kurang dewasa apa, yok?

MG : "Ya gak papa, bang. Asal enak diajak cerita"

Bah. tak ngerti dia sarkasme aku

Makin kupancing-pancing. Arahin ke esek-esek ...

CS : "Mbak, kan kalo orang Dewasa cara temannya beda. Ntar kalo temanku ini macem-macem, gimana mbak?"
MG : "Ya gak papa. Kan cuma ngobrol aja. Kan gak yang aneh-aneh. Namanya juga baru jumpa, ya kan bang."
CS : "Kalo ntar dia minta peluk, dikasi gak mbak?"

Langsung nanya aja deh. Lemot kayaknya nih mamak-mamak.

MG : "Ya gak papaa. Namanya juga udah sama-sama dewasa"
CS : (langsung motong) "Kalo dia minta cium, mau gak mbak?"
MG : "Ya gak puapaaaa. Kalo memang cocok, gak masalah bang" (halah .. hahahaa)
CS : "kalo dia minta ngent**, mau gak mbak?" (udah kasar aja aku ngomong)
MG : "Yoooa guuuaaak puuuuaapaaaaa ... Asal sama-sama enak."

Hahahaaa ... Mampus kita. Beneran gatal nih mamak-mamak. Coba pake bedak Caladin, buk. Bagus tuh, buat gatal-gatal ...

MG : "Tadi nama abang siapa?"
CS : (sok marah-marah) "MBAK INILAH. NAMAKU AJA PUN LUPA. CEMANA MAU KUKENALIN KE KAWAN AKU"
MG : "bla bla bla ..."

Entah apa dibilangnya. udah gak disitu pikiranku. kayaknya dia ada nyebut minta ditelpon balik ato apa, gitu.

CS : "UDAH DULU LAH MBAK RENI YA. MAU MANDI AKU"

-tuuuuuuuuuuut-

Sejak itu, ada nambah satu nama di phonebook aku.

Mamak2 Gatal +617627 kesian kesian

edited: Setelah kejadian yoooa-guuuaaak-puuuuaapaaaa itu, masih ada beberapa kali dia nelpon aku. Tak kuangkat. Malas ah. Kecuali dia MILF kali ya? Heheheeee *evil horn* Tapi kemaren katanya, dia 167 cm, berat 61 kg. Kulit putih, rambut lurus dibonding. Alaah, paling juga aslinya kribo ...

Golden Rules of The Lovable Auditor

Dalam sebuah obrolan dengan klien, seorang teman sempat melontarkan joke bahwa dua pekerjaan yang paling dibenci orang adalah HRD n auditor. HRD kata dia, adalah garda depan yang akan berurusan dengan loe kalo loe ada masalah dengan perusahaan. Yang menyebalkan adalah biasanya HRD paham banget dengan UU Naker sementara kita ngga, n biasanya itu jadi kartu truf mereka. Sementara auditor, biasanya menambah load kerjaan dengan permintaan data yang segudang dan menimbulkan perasaan tidak nyaman karena menjadi obyek pemeriksaan.


Joke klien gue itu bikin gue makin sadar bahwa perlu lebih dari sekadar skill teknis audit untuk menjadi seorang auditor yang baik. Dari pengalaman gue yang hampir dua tahun sebagai auditor, gue ingin berbagi beberapa tips yang sederhana tapi bisa jadi faktor determinan yang membedakan from good to great, from obnoxious to lovable :)

Make friends, not enemies. Auditor eksternal adalah profesi yang memungkinkan loe kenal dengan banyak orang baru di berbagai lingkungan baru. Rugi banget kalo kesempatan itu ga dimanfaatin untuk menambah teman. Bersikap profesional bukan berarti melupakan bahwa loe manusia dan auditee juga manusia, dan dengan kaku membatasi kontak dalam kerangka kerjaan. Dalam banyak kasus gue menemukan justru keluwesan kita dalam berinteraksi memberi banyak kemudahan dalam menyelesaikan tugas. Sebagai contoh, ketika pertama kali menemui seorang manajer di sebuah perusahaan telco terbesar di Indonesia, gue melihat dinding ruangannya penuh dengan foto bangunan-bangunan terkenal di Jerman, difoto hitam putih dengan komposisi ciamik. Gue putuskan untuk menjadikan foto-foto itu sebagai ice breaker, “Itu kan Allianz Arena? kenapa difoto hitam putih? bukannya fotografer biasanya menangkap keajaiban stadion itu berubah warna ?” Dari pertanyaan itu akhirnya kita ngobrolin bagaimana si manajer itu rupanya berusaha mengabadikan ciri khas Jerman, paduan fungsionalitas dan estetika, yang lebih kuat ditangkap dengan cara memotret seperti itu. Di lain klien, gue memanfaatkan info jadwal kepulangan haji dari stafnya, untuk mengirim sms ucapan selamat yang tepat waktu pada seorang Dept. Head yang jadi auditee gue. Usaha-usaha remeh tapi tulus yang menunjukkan kita melihat orang itu sebagai pribadi yang utuh, pada gilirannya akan membuka banyak pintu.

Help the client fulfill their commitment. Pekerjaan audit sangat tergantung pada bantuan klien. Baik itu berupa data-data yang harus disediakan atau waktu auditee untuk melayani pertanyaan dan konfirmasi kita. Seringkali jadwal audit molor karena data yang belum tersedia. Karena itu penting untuk sejak awal meminta komitmen dari klien berupa jadwal tersedianya data. Nah, tugas kita adalah membantu klien menepati komitmen yang sudah dia buat. Beberapa resep yang harus diingat adalah: pastikan jadwal tersebut dapat dipenuhi-kita harus paham betul dengan kesibukan dan agenda internal klien, ingatkan klien kalau dia menyodorkan jadwal yang tak mungkin dipenuhi karena kita tahu dia pasti sibuk dengan hal lain. Kedua, bantu klien untuk mengerti kebutuhan dan tujuan audit kita, biasanya keengganan klien muncul karena dia tidak tahu sebenarnya mau kita apa. Contoh, seorang admin firewall akan curiga kalau kita srudak-sruduk minta rule yang di-implement di jaringan. Ketiga, jangan cuek dengan birokrasi dan sopan santun organisasi klien. Pastikan kita meminta data yang tepat kepada orang dengan wewenang dan pengetahuan yang tepat. Hindari kondisi-kondisi tidak enak dimana kita diberi suguhan aksi seorang atasan yang memarahi bawahannya karena lancang memberi data ke auditor. Keempat, jangan pasif ketika mengunggu data. Sempatkan diri untuk memberi gentle reminder lewat email atau telepon. Jangan lupa menanyakan dengan penuh atensi apakah klien mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan kita.

Don’t corner, give some space. Alkisah, dalam suatu engagement gue dipasangkan dengan seorang senior yang punya “reputasi”. Pada satu sesi inquiry, gue menyaksikan bagaimana si senior memborbardir klien dengan pertanyaan-pertanyaan beruntun. Terkesan jelas bagaimana si senior lebih tertarik untuk menghabiskan list pertanyaan yang sudah dibuat daripada mendengar dan mem-follow up jawaban klien. Belum lagi bagaimana si senior itu entah gimana sepertinya punya skill untuk selalu barging in ke ruangan auditee pada saat yang salah. Ga heran kalau belakangan si auditee bilang dengan ketus ke si senior, “You bring the worst outta people”. Jangan melupakan fakta bahwa selain urusan dengan auditor, auditee kita juga harus menghadapi tekanan tugas kesehariannya yang kompleks, apalagi kalau pada saat bersamaan dia juga sedang dikejar deadline proyek internal yang mission critical.

Professional scepticism. Ini mentalitas utama auditor yang ga boleh pernah ketinggalan. Di awal-awal gue jadi auditor, gue seringkali membuat kesalahan karena begitu mudah percaya dengan omongan klien atau termakan oleh asumsi2 yang gue buat sendiri. “Oh iya Pak, audit trail log ini pasti kita review tiap minggu” atau “Saya pribadi memastikan bahwa proses anu sudah berjalan sesuai SOP” atau “Itu kita buat kok Pak, tapi kita masih harus nyari ditaruhnya di mana”. Rule of thumb-nya adalah no evidence, not done. Biasakan untuk selalu based on fact, fakta dan hanya faktalah yang punya tempat di laporan audit. Sedekat apapun hubungan dengan klien, indra curiga ini harus tetap jadi batas yang membedakan kita sebagai seorang profesional.

If you strike, strike with respect. Dalam banyak kesempatan sebagai auditor loe akan berjumpa dengan yang namanya finding. Bahkan ada temen gue yang menilai kerjanya dari berapa banyak finding yang dia bisa angkat dalam suatu engagement. Kontrol-kontrol yang tidak efektif, entah karena kelalaian, ketidaktahuan, atau kemalasan. Terkadang kita dibuat bertanya-tanya apakah klien tidak menghitung risiko yang mungkin sehingga begitu abai dengan kontrol yang sangat penting ? Hal yang utama adalah, betapapun “gemes”nya kita melihat ketidakberesan di klien jangan sampai kita “menghukum” klien. Sampaikan temuan dengan bahasa yang konstruktif dan tidak men-judge. Pastikan untuk selalu mengkonfirmasi sebelum memasukan temuan ke dalam laporan. Jangan lupa juga mengingat rantai birokrasi di klien, setiap temuan harus diinformasikan dari level terbawah baru menuju ke atas.

What happen in audits, stay in audits. Kalau soal yang ini pasti semua sudah mengerti. Sebagai auditor, pasti diberikan akses leluasa ke berbagai informasi yang sifatnya confidential. Kepercayaan klien tentu saja harus dijaga, jangan sampai reputasi pribadi dan firma ternoda dengan sebutan auditor ember.

Well, segitu dulu. Setelah gue baca ulang sih banyak intisari tulisan ini yang cocok diterapkan dalam pekerjaan selain auditor. Back to work…

Originally posted by aresto on February 7, 2007, with some addition for fun purpose

Jadi inget, jangan sampai profesi auditor jadi profesi yang dibenci semua orang. Ini tanggung jawab kita (eh, kalian ding). Jadi teringat, waktu ejek2an soal profesi sama seorang sahabat, yang berprofesi sebagai marketing. Dia nyindir gini: "Mau tau, apa beda auditor yang mati ditabrak mobil, ama rusa yang ditabrak mobil? - Kalo rusa, ada bekas rem selip di depannya ..." "Lah, kalau auditor?" "Ngapain ngerem? Kalo nampak auditor, tabrak aja! Hahahaha ..." Sial ....

Akuntan dan Soft-skills

Sesekali masukin topik agak serius ah ... Btw, ini kopi paste kok.

Untuk menjadi akuntan, saat ini tidak hanya diperlukan kemampuan teknis klerikal saja. Berkembangnya organisasi bisnis membutuhkan akuntan yang tidak hanya mempunyai kemampuan ‘hard-skills’ namun kemampuan ’soft-skills’ juga menjadi penting.

Dalam beberapa kasus yang pernah di ceritakan kepada saya, ada 3 lulusan jurusan akuntansi mendatangi suatu perusahaan, mereka sedang dalam proses rekrutmen pada sebuah perusahaan. Mereka masing-masing diharuskan presentasi tentang anggaran, modal kerja dan analisa arus kas. Duh, kasihan juga, karena mereka tidak tahu bagaimana membuat presentasi yang baik. Mulai dari membuat bahan slide powerpoint sampai membuat apa yang harus dipresentasikan.

Sebagai pengajar, ini juga kesalahan proses pendidikan yang kurang juga memberikan soft-skills di kelas (mungkin banyak dosen sendiri soft-skills nya juga kurang, mungkin termasuk saya sendiri hehehe).

Dari risetnya Intitute of Management Accountant memang sudah lama telah terjadi pergeseran bahwa akuntan sekarang ini nggak hanya duduk dibelakang meja saja, tetapi lebih kepada ‘business partner’ dan ‘internal consultant’ dan hal ini akan harus banyak mempunyai kemampuan soft-skills yang memadai.

Berikut ini ada 24 jenis soft-skills yang paling tidak harus dimiliki oleh seorang akuntan (Sasongko Budi 2007). Antara lain :

1. Oral/spoken communication skills: Both one-on-one and in groups (e.g., presentations)
2. Written communication skills: Both printed and online written work, including reports, letters and email.
3. Teamwork/collaboration skills: Working with others to accomplish tasks
4. Self-motivation/initiative: Doing things without needing to be told or persuaded
5. Work ethic/dependability: dependability: Being thorough and accurate so olleagues can count on you.
6. Critical thinking: Challenging things when appropriate and proposing alternatives to consider.
7. Risk-taking skil: Taking a considered chance on something new, different or unknown
8. Flexibility/adaptability: Going with the flow and adjusting with unforeseen circumstances.
9. Leadership skills: Guiding and supporting others in order to accomplish something.
10. Interpersonal skills: Relating with other people and communicating with them in everyday interactions.
11. Working under pressure: Handling the stress that accompanies deadlines and other limitations or constraints.
12. Questioning skills: Asking questions in order to learn or clarify something.
13. Creativity: Having the imagination to come up with new or off-the-beaten-path ideas.
14. Influencing skills: Persuading others to think about or adopt a different point of view.
15. Research skills: Gathering information in order to study or answer questions.
16. Organization skills: Being organized and methodical, especially in work-related situations.
17. Problem-solving skills: Analyzing the potential causes of a problem and coming up with a solution.
18. Multicultural skills: Understanding and relating to people who are different from you, perhaps by using a second language.
19. Computer skills: Using basic word-processing, spreadsheet and presentation software as well as the Internet.
20. Academic/learning skills: Learning new things quickly and thoroughly, and being willing to learn continuously.
21. Detail orientation: Making sure that even the little things are done and done correctly.
22. Quantitative skills: Compiling and using numbers to study an issue or answer a question.
23. Teaching/training skills: Showing other people how to do something in a way that allows them to learn quickly and thoroughly.
24. Time management skills: Using your time wisely and consistently staying on schedule and meeting deadlines.

Kebenaran Dibalik 0666

Malas nulis panjang. Tapi taulah kalian ceritanya itu. Yang katanya ada orang lagi ngelmu, nyebarin santet lewat telpon. Hebat nian ... Makin maju aja ilmu santet bangsa kita. Mungkin udah generasi 3G kali ya? Berarti habis ini, santet udah bisa pake Video Call, atau dari WiFi. Hahhaaa ...

Toh urusan ramal meramal pun udah bisa pake sms, kan? Ketik Mama [spasi] Nama Kamu kirim ke blablabla ... Kalo kata si Poltak, tuh dukun ama peramal udah kehabisan klien. Sampe musti iklan sms premium di TV. Halah ..

Kalo tentang telpon 0866 ama 0666 itu, baca linknya ajalah.

Link si Poltak:
http://bangpoltak.com/?p=33

Link si Andos:
http://www.andos.web.id/axis-adalah-setan-pembunuh.htm

Link Blog Hoax: http://hoaxindo.blogspot.com/2008/04/hubungan-axis-dengan-gereja-setan.html

Em, yang lainnya cari di Google.com lah

Tapi teringatnya kemaren yang waktu George W. Bush datang ke Indonesia, santetnya gak mempan juga, toh? Huhuuuu ... No offense untuk semua yang punya ilmu. Jangan santet saya. Saya gak mau perut saya besok ada pakunya ... Apalagi kalo tumbuh buntut dibelakang. Ampun ...

Tapi personally, aku pengen banget Flexi-ku dihubungi sama 0866 atau 0666 ini. Kan katanya nomornya warna merah, kan? Baguslah. Biar layar hitam putihku berubah jadi warna, walo cuma warna merah. Kan keren, ya gak?

Abis itu aku sms dia, bilang, "Woi, tan! Abis merah, yang biru donk. Biar makin lengkap warna HPku ... Minimal 64,000 warna lah!"

Senin, Mei 12, 2008

Akuntan yang Diperlukan Untuk Menjurnal

Pertanyaan : Berapa akuntan yang diperlukan untuk menjurnal transaksi investasi dengan metode cost?

KAP Baru: Satu tim lengkap. Kemungkinan penambahan tenaga ahli tergantung tingkat kompleksitas engagement-nya. Kami juga harus memperhitungkan tingkat resikonya sebelum menerima engagement ini.

KAP Lama: Coba lihat WP tahun lalu. Berapa yang dipakai?

Akuntan Negara: Saya tidak bisa mengatakannya. Kami sedang sibuk, BPKP lagi mengaudit kami.

Akuntan Perusahaan Tempat Skripsi Mahasiswa: Udahlah, dek. Datanya kamu karang saja.

Auditor BPK: Berapa pun yang dipakai, kami tetap akan menguji jumlah akuntan yang dipakai, jangan-jangan ada inefisiensi disini. Itu pemborosan uang negara!

Auditor KPK: Tergantung nilainya investasinya. Kalo sudah diatas ketentuan, harus terlebih dahulu dilakukan tender terbuka, atau ini kami kategorikan tindakan korupsi.

Auditor ISO: Untuk menentukannya, ada beberapa standar yang harus dipenuhi dan visi yang dipahami manajemen dan seluruh level managerial.

Auditor IT: Tergantung jumlah modul yang diimplementasikan ke sistemnya. Bisa kami lihat manual softwarenya?

Auditor Pajak: Berapapun gak masalah. Yang penting, harus dipotong PPH 23nya.

Mahasiswa akuntansi semester 1: Tidak tahu. Kami belum belajar soal itu.

Mahasiswa akuntansi semester 2: Tidak tahu. Itu materi semester 3.

Mahasiswa akuntansi semester 3: Sudah lupa. Itu ternyata materi semester 2.

Mahasiswa akuntansi tingkat akhir: Ini bocoran soal ujian skripsi ya?

Alumni baru jurusan akuntansi: Itu tergantung beberapa hal.

Dosen jurusan akuntansi: Saya berkeberatan menjawab pertanyaan kalau itu dimaksudkan untuk menjatuhkan saya.

Akuntan terapan: Anda sebenarnya cuma bertanya, atau sedang meminta bantuan saya untuk menjurnal?

Bukan Akuntan: Investasi Cost? Ah, capee deeh ...

Adopsi Standar Auditing dan Assurance Internasional

Adopsi Standar Auditing dan Assurance Internasional, Sudah Sampai Dimana?


Oleh : Syarief Basir

Melalui Konvensi Nasional Akuntan Indonesia pada tahun 2004 telah diputuskan bahwa Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akan melakukan adopsi sepenuhnya (full adoption) Internatioanl Auditing and Assurance Standards (ISA) yang diterbitkan oleh Internasional Federation of Accountants (IFAC). Keputusan konvensi IAI ini sejalan dengan kewajiban keanggotaan IFAC yang dicantumkan dalam Statement of Membership Obligation (SMO) No. 3. Dalam SMO No. 3 tersebut antara lain disebutkan “ Member bodies should use their best endeavors: a) to incorporate the internasional standards issued by the IAASB into their national standards or related other pronouncements….”

Mungkin menjadi pertanyaan mengapa IAI menjadi anggota IFAC, yang salah satu konsewensinya akan mewajibkan IAI melakukan adopsi ISA. Menurut hemat penulis IAI menjadi anggota IFAC karena adanya keinginan dari para akuntan Indonesia untuk memajukan profesi akuntan di Indonesia. Kita ketahui bahwa IFAC adalah organisasi akuntan terbesar di dunia yang berdiri tahun 1977. Keanggotaan IFAC pada akhir 2007 mencapai 158 anggota asosiasi profesi akuntan yang mewakili 123 negara di dunia. IFAC melakukan kepeloporan akan perlunya harmonisasi kerangka dasar (framework) untuk penyusunan standar internasional bagi profesi akuntan, termasuk ISA dan IFRS. Kepeloporan IFAC dalam harmonisasi kerangka dasar standar internasional ini nampaknya sejalan dengan pemikiran akuntan-akuntan Indonesia yang memang menganggap kebutuhan tersebut adalah nyata . Oleh karena itu, mengingat adanya kesamaan pandangan tersebut akuntan-akuntan Indonesia yang diwakili IAI, mengajukan diri menjadi anggota IFAC.

Dengan menjadi anggota IFAC, maka IAI diwajibkan melakukan usaha terbaik (best endeavor) untuk melakukan adopsi ISA. Dengan dilakukannya adopsi ISA, maka ISA akan menggantikan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang sekarang berlaku, yang sebagian besar isinya diadopsi dari AICPA Professional Standards (AICPA Standards) tahun 1998. Kita ketahui bahwa SPAP yang berlaku saat ini merupakan kodifikasi tahun 2001 dengan sedikit penambahan berupa interpretasi-interpretasi yang diterbitkan dari tahun 2001 s.d 2008. Penambahan terakhir dilakukan pada Februari 2008 dengan penerbitan Pernyataan Beragam (Omnibus Statement). SPAP 2001 memang terkesan sudah kurang up-to-dated jika dibandingkan dengan AICPA Standards. Hal ini karena AICPA Standards yang diacu dalam SPAP 2001 adalah AICPA Standards tahun 1998, sedangkan yang berlaku di negara asalnya saat ini adalah AICPA Standards yang selalu dimutakhirkan setiap tahun. Ditengarai terdapat perbedaan yang signifikan antara AICPA Standards 2007 dengan 1998, sehingga kalau sekarang akuntan publik kita masih menggunakan SPAP 2001 yang sebagian besar hasil adopsi dari AICPA Standards 1998, maka sepertinya akuntan publik Indonesia belum memutahirkan standar profesinya pada perkembangan terkini dari standar yang diacunya.

ISA sendiri pada saat ini sudah diadopsi di banyak negara anggota IFAC, beberapa negara sudah melakukan full adoption, dan sebagian negara masih menyisakan beberapa seksi yang belum diadopsi. Dengan semakin banyaknya negara yang menjadi anggota IFAC maka pada saatnya nanti seluruh negara anggota IFAC akan menerapkan ISA sebagai standar profesional akuntan publiknya masing-masing. Di Indonesia sejatinya ISA bukan hal yang baru. SPAP 2001 sudah melakukan adopsi atas sepuluh standar audit internasional tersebut. Sepuluh standar yang diadopsi dari ISA antara lain ISA 310 : Knowledge of the Business, ISA 401: Auditing in a Computer Information Systems Environment, dan ISA 510: Initial Engagements-Opening Balance. Namun seperti diuraikan di atas, mengingat SPAP sejak tahun 2001 relatif stagnan, maka Standar yang diadopsi tersebut sudah tidak up-to-dated lagi dengan ISA yang baru (2007). Oleh karena itu, yang akan dilakukan oleh IAI dalam rangka adopsi ini adalah melakukan adopsi penuh (full adoption) atas ISA terkini (Current ISA). Dengan demikian bukan hanya melakukan revisi atas beberapa standar internasional yang telah diadopsi SPAP, tetapi seluruh isi SPAP akan digantikan dengan standar-standar yang ada dalam Handbook of Internasional Auditing, Assurance, and Ethic Pronouncements terbitan IFAC tersebut.

Sejak konvensi IAI memutuskan rencana full adoption ISA, maka Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) yang pada saat itu merupakan kelengkapan organisasi IAI-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) melaporkan telah melakukan beberapa kegiatan yang meliputi penterjemahan naskah ISA ke dalam bahasa Indonesia, mempelajari kesesuaian ISA dengan lingkungan Indonesia, serta melakukan konsultasi dengan Internasional Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) sebagai upaya untuk memahami proses adopsi sebagaimana diharuskan dalam SMO. Menurut informasi yang diperoleh penulis, dari jumlah seksi yang ada pada ISA sebanyak 40 seksi, telah diterjemahkan sebanyak 33 seksi, atau 83% dari seluruh seksi ISA. Kemudian yang masih harus dilakukan DSPAP adalah melakukan proses editing terjemahan dan dilanjutkan dengan mempelajari kesesuaian aturan-aturan dalam standar tersebut dengan kondisi Indonesia, dan seterusnya tahapan dari suatu due process procedure. Proses mempelajari kesesuian ISA dengan kondisi Indonesia pada dasarnya merupakan proses penilaian keterterapan (applicability) suatu standar, yang apabila ternyata beberapa isi dari ISA tersebut tidak sesuai maka proses modifikasi perlu dilakukan. Dengan proses ini akhirnya diharapkan bahwa ISA yang diadopsi dan dimodifikasi akan sesuai dengan kondisi Indonesia dan sekaligus SPAP yang baru sebagai hasil adopsi ISA mendapat pengakuan dari IFAC sebagai suatu standar yang conform dengan ISA.

Apabila langkah-langkah yang dilakukan oleh DSPAP- IAI KAP, yang sejak Mei 2007 berubah menjadi DSPAP-Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP-IAPI) sudah sejauh itu, tentu menjadi harapan kita bahwa ISA akan segera menjadi exposure draft (ED) dan akhirnya berlaku efektif bagi akuntan publik Indonesia. Jika harapan itu terealisasi maka akuntan publik kita akan memiliki suatu standar yang lebih diakui dan diterima oleh stakeholders yang lebih luas, bukan hanya stakeholder domestik tapi juga stakeholder internasional. Namun harapan yang nampaknya sudah dekat untuk diwujudkan itu ternyata harus tertahan sementara, dan kita perlu bersabar untuk menunggu pelaksanaan adopsi ISA. Adalah Internasional Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) -IFAC yang mengeluarkan suatu keputusan untuk melakukan perubahan-perubahan besar pada teks ISA menjadi alasan utama sehingga akuntan publik Indonesia perlu lebih bersabar menunggu. IAASB membuat suatu projek yang mereka namakan clarity project yang bertujuan meningkatkan understandability dan readability ISA. Perubahan (redraft) yang akan dilakukan mencakup hampir 60% dari isi standar dan meliputi susunan, struktur serta isi dari ISA itu sendiri. Clarity project merupakan projek multi-years yang dimulai tahun 2006, dan penyelesaiannya dijadwalkan secepat-cepatnya pada 15 Desember 2008.

Tentu saja kita berharap projek ini bisa selesai sesuai jadwal, walaupun hal ini sangat tergantung kepada respon dari para pihak terhadap exposure draft atau redrafted standard yang diperbaharui. Dilihat dari due process procedure yang ditempuh IAASB memang penyelesaian pada 15 Desember 2008 terbilang ambisius, karena dalam melakukan redraft ISA melalui 6 tahap, yaitu :

1) Diskusi Isu ( Discussion of Issues),

2) Penyusunan Draft Pertama (First read of ED),

3) Persetujuan ED (Approve ED),

4) Review atas Tanggapan ED (Review ED Comments),

5) Persetujuan Akhir Redrafted (Approve Final Redrafted ISAs), dan

6) Pernyataan Efektif (Effective date).

Tahapan yang panjang itu akan dilalui untuk setiap redraft yang dilakukan pada seksi-seksi ISA. Laporan terakhir dari IAASB per Februari 2008 yang dapat dibaca dari eNews IFAC adalah telah diselesaikan 32 redrafted, jumlah ini dinilai oleh IAASB telah sesuai target penyelesaian tahap pertama dari clarity project.

Keputusan clarity project oleh IAASB tentu saja menghambat laju proses adopsi ISA di Indonesia. Kalau sebelumnya DSPAP sudah menyelesaikan 83% penterjemahan ISA, mendiskusikannya dan saat itu sedang mengkaji keterterapan ISA, maka dengan clarity project ini, DSPAP harus kembali dari awal proses penterjemahan atas ISA yang sudah diperbaharui IAASB, kemudian melakukan editing, dan tahap-tahap seterusnya dari due process procedure penyusunan standar.

Sungguh tidak mudah bagi DSPAP untuk melakukan adopsi sesuai rencana semula, karena seandainyapun sekarang ingin mengikuti jadwal yang sama dengan clarity project , yaitu selesai pada 15 Desember 2008, maka proses penyiapan exposure draft oleh DSPAP harus dilakukan secara simultan dengan penerbitan exposure draft atas redraft oleh IAASB. Padahal untuk menerbitkan ED tersebut perlu lebih dahulu dilakukan penterjemahan, diskusi-diskusi dengan berbagai pihak dan mempelajari keterterapannya. Dengan fakta seperti itu, serta melihat berbagai kesulitan ketika melakukan proses penterjemahan dan keseluruhan due process penyusunan standar, maka nampaknya akan sulit untuk melakukan adopsi ISA dalam waktu dekat.

Sebagai suatu gambaran, proses penterjemahan teks ISA misalnya, walaupun sebelumnya sudah pernah dilakukan dan kini harus diterjemahkan kembali karena teks aslinya dari ISA berubah, proses ini memerlukan kesungguhan, dedikasi dan pengorbanan yang tinggi. Tentu saja proses ini akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebagaimana lazimnya penterjemahan buku-buku ilmiah, pekerjaaan ini harus dilakukan oleh tenaga profesional yang bukan hanya mengerti bahasa, tetapi harus mengerti aspek profesi akuntansi dengan baik. Konsistensi dalam pentejemahan seringkali memerlukan perhatian yang mendalam, yaitu untuk menghindari adanya ketidaktepatan dalam melakukan penterjemahan satu pernyataan pada berbagai seksi standar. Demikian juga proses diskusi, studi keterterapan, dan sebagainya memerlukan dedikasi dan biaya yang tidak sedikit. Maka timbul pertanyaan bagaimana pula persoalan pembiayaan atas proses ini akan dilakukan. Adalah diperlukan keterlibatan semua pihak untuk mencarikan jalan keluar dari pesoalan pembiayaan ini, karena adanya standard profesional akuntan publik yang berstandar internasional juga merupakan kepentingan banyak pihak dan stakeholders yang luas.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian dalam adopsi ISA adalah keterkaitan SPAP yang baru (SPAP hasil adopsi ISA) dengan ISA terkini (Current ISA). Berbeda dengan SPAP 2001, pada saat itu DSPAP cenderung menyusun suatu standar yang statis, tidak ada suatu kewajiban melakukan perubahan ketika standar yang dijadikan acuannya berubah. Misalnya, ketika AICPA Standards 1998 yang dahulu diacu berubah hingga AICPA Standards 2007 maka SPAP 2001 tidak serta merta harus berubah. Namun sekarang, dengan komitmen full adoption atas ISA, maka setiap kali ISA berubah, baik karena penambahan standar atau adanya amendment, SPAP harus serta merta dilakukan perubahan. SPAP yang akan datang akan bersifat dinamis dan proses adopsi menjadi suatu proses yang on-going. Dengan SPAP yang bersifat dinamis terhadap ISA, maka pekerjaan adopsi, yang meliputi penterjemahan, diskusi, studi keterterapan, penyusunan ED dan keseluruhan due-process akan dilakukan secara terus-menerus. Pekerjaan ini tentu saja sangat memerlukan kesiapan organisasi profesi akuntan Indonesia dalam melaksanakan manajemen adopsi.

Akhirnya, kita mungkin berharap segala persoalan yang berkaitan dengan adopsi ISA bisa dapat segera dicarikan jalan keluarnya, sehingga rencana adopsi bisa direalisasikan. Walaupun mungkin jadwal penyelesaian adopsi tidak sama dengan jadwal semula, atau tidak bisa berbarengan dengan selesainya clarity project, namun perlu ada strategi yang jelas untuk menyiasati perkembangan adopsi ini dan disusun rencana aksi yang yang realistis untuk dapat dilaksanakan. Dengan demikian adanya suatu standar profesional akuntan publik yang mengacu pada standar internasional pada waktunya akan dapat direalisasi dengan sebaik-baiknya.

Dipublikasikan pada majalah Akuntan Indonesia edisi No. 6 Tahun II Maret 2008

Sekedar Kopi Paste. Nice article though ...

Mulai Kembali

Simply login just to say,

"I'm back!, Hahahhahaa ...," sambil berkacak pinggang ala Superman (bayangin, aku, pake kolor warna merah diluar, sama sepre berkibar-kibar, menantang angin). Hahahaa ... Btw, sepre itu bener gak ya, nulisnya? Sepre. Alah, taulah kalian itu apa. Daun buat masak itu lo (itu daun prei). Mmm, yang undian itu? (lotere kalee). Eh, yang buat senter biar nyala (baterei. teeet, kesempatan tiga kali anda sudah habis ...).

Ah, mampus situ. Aku pun tak tau cemana nulisnya yang pas. Sepre? Seprai? Sprai? Help me on this. Aku mau nyebutin kain buat lapis kasur itu lho. Kasi komen dulu, ok.

Superman Hellokitty. Hahaha

And i case you don't know yet, i'm auditor no more. Resmi keluar dari kantor sejak akhir April kemaren. So, apakah harus kuganti nama blog ini? Bukan lagi auditorgila.blogspot.com. Tapi mahasiswagila.blogspot.com?. Karena skripsi ku tadi tak siap-siap. Grrr, jadi malas lagi kalo ngingat skripsi tadi pun.

Ya mau gimana. Kerjaan banyak, plus pekerjaan tambahan lain yang selama ini seakan menjadi kekasih yang tidak dapat dipinggirkan, udah buat skripsi ku seakan menjadi selingkuhan, yang cuma "dibelai" kalo lagi kepengen dan kalo ada waktu aja. Ha3x. Skripsi ku sayank, cup cup cup ... Jangan sedih lagi. Saya janji gak akan melupakan kamu lagi. Ayo sini, peluk abang. Kiaaaaa ...

Mantaplah. Udah kambuh lagi gilaku. World, beware! Orang gila lepas lageee!

Minggu, Februari 24, 2008

Kursi Listrik Untuk 3 Orang Wanita Pemabuk

Tiga orang wanita di kota Mexico yang sedang mabuk berat tertidur di pinggir jalan dan begitu bangun mereka sudah berada di dalam penjara. Mereka tidak ingat sama sekali apa yang sudah mereka lakukan tadi malam.

Wanita pertama, yang berambut coklat, diikat di kursi listrik dan dipersilakan memberikan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, "Aku berasal dari Sekolah Teologi Baylor dan saya percaya pada Tuhan yang Mahakuasa bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah."

Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia. Giliran wanita kedua yang berambut merah, diikat di kursi listrik dan memberikan kata-kata yang terakhir, "Aku berasal dari Sekolah Hukum Texas dan aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak bersalah."

Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada wanita ini, jadi mereka membebaskan dia.

Wanita yang terakhir, berambut pirang, diikat di kursi listrik dan berkata, "Saya seorang sarjana teknik listrik dari Texas, dan sekarang juga saya akan memberitahu Anda, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!"

Ngetes Internet



Oasis Atjeh Hotel
.


Walau beberapa kali ribut sama frontliner, sekali marah-marah sama Managernya, namun aku suka tinggal di hotel ini. Terutama karena akses internetnya. Yes ... Free WiFi. Hohohohoo ...

Aksesnya, yah, not bad lah. Mulai dari Desember kemaren kita udah nikmatin, dan no problem occured. Mendownload Film, MP3, Software, Film, Games, dan lain-lain (aku yakin sudah menghabiskan kurang lebih 30,000 Mb bandwith mereka. Ups, sorry Oasis ...)

Termasuk bereksperimen dengan Torrent dan kestabilan internet connection, mendownload 700 MB film (87,000 peers, 14,000 seed. Hahahaha ...), dan menghabiskan dua hari dua malam penuh laptop nyala terus gak mati mati mendownload film "Meet The Spartan" via Torrent. Yes, that bloody hell two days of waiting ....

Tapi belakangan, internetnya kok jadi bego ya?

Aku ngetes-ngetes sambungan, hmmm, kok public IP addressnya jadi statis?
Tes lagi, yah ... disconnect. Selidik punya selidik, liat-liat hub dan jaringan, ngobrol sama orang ITnya, eh, ternyata mereka ganti provider. Dari iWorld, jadi Speedy!. Perpindahan kurang lebih udah seminggu yang lalu, bersamaan dengan masalah internet ini mulai muncul.

Pantaslah ... Taulah gimana Speedy, gak jelas. Kadang nyambung, kadang enggak. Kencang lambat silih berganti. Ini aja baru nyambung lagi, setelah aku maksa ITnya untuk merestart hubnya.

Speedy dodol ... Plus, Oasis juga dodol ...

Rabu, Februari 20, 2008

Kerja dan Gempa

Tadi siang, aku menerima telepon dari Kuala Lumpur, tepatnya dari Finance Manager NGO yang lagi ku audit ini. Kami bicarain masalah deadline laporan, karena ada desakan dari Genewa untuk segera merampungkan proses audit. Maklum, Genewa juga sedang diaudit KPMG, jadi mereka sedang menyamakan irama ...

Kesepakatan, Jumat draft akan kita kirimkan, untuk dikaji sebelum finalisasi. Dan bekerja pun makin intens, merangkai kata-kata bikin bingung, mana laporannya dalam bahasa bule lagi, makin bingung.

*serius ngetik*

*mikir-mikir kalimat yang pas*

*masih mikir, sambil ngayal jorok*

"Ayo! Kerjakan! Deadline sudah didepan mata. Deadend, deadmen!," ngomong ama diri sendiri.

Eh, tiba-tiba ada suara gaduh di luar. Employee pada berlarian keluar. Rupanya ada gempa, yang kuat banget, ngoyang-ngoyang Nanggroe. Dengar-dengar di Medan gempanya kuat kali ya?

"Bong, turun. Kuat kali gempanya," kata teman satu team.
"Ah, gak peduli ... Mau gempa seratus ritcer pun, ai dont keer!," sambil terus ngetik laporan.

"Bong, ayok. Makin kuat neh," kata teman lagi.
"Gak peduli. Aku mau ngerjain laporan ini"

"Eh, Bong, ada cewe cantik cuma pake bikini di luar."
"Ha? Mana?," sambil berdiri dan berlari paling kencang ke luar.
"Mana? Mana cewe cantik pake bikininya? Mana?"

*Employee lain menatap keheranan*

Hehehhe ... Segera setelah kekacauan akibat tidak adanya wanita berbikini selesai, aku mereply sms dari tur_satu yang masuk: "ayo, ayo, yang tadi pada berlarian ke luar, silahkan kembali ke kantor. Kerjaan menunggu. :P"

edited - Oh ya, yang mau tau daftar gempa bumi terkuat yang pernah menggoyang bumi, silahkan klik disini.


Ulang - Ulang

Setelah kuamati, ternyata beberapa clientku punya kebiasaan mengulang-ulang kata saat sedang berbicara dengan auditor.

Bule di NGO Banda Aceh : So how's the audit? Oh, I see. Very goood, very good .... And how about the xxx? Oh, very good, very good


PimCab Bank di Cabang Sidimpuan : Begitu ya, pak? Jadi jadi jadi. Berarti, besok kan pak? Jadi jadi jadi ...

KaDiv Bank di Kantor Pusat Banda Aceh : Selasa pak, ya? Baik baik baik. Akan kita atur, pak. Baik baik baik ...

Pengemis di Bus yang dikasi Rp. 5000 : Semoga selamat sampai tujuan, anak muda. Semoga selamat, anak muda. Semoga selamat, anak muda ...

Bencong ngamen bawa kricingan : Aku nggak mau kalau aku dimadu .. Aku nggak mau kalo aku dimadu ... Aku gak mau kalau aku dimadu ...

Ada yang bisa menjelaskan fenomena aneh ini?
Apakah global warming has something to do with this? Apakah kekurangan hormon pada saraf neo kortex yang menyumbat titik G-Spot mempengaruhi? Ato apakah pemilik blog sudah beneran jadi gila karena 3 bulan gak pulang-pulang, sibuk ngaudit? Hehhehe, tebak sendirilah ...

Kalo aku sendiri, punya lagu gembira, yang selalu kunyanyikan berulang-ulang belakangan ini.

Bang Toyib, Bang Toyib, kenapa gak pulang-pulang ...
Bang Toyib, Bang Toyib, kenapa gak pulang-pulang ...
Bang Toyib, Bang Toyib, kenapa gak pulang-pulang ...

Senin, Februari 18, 2008

NGO

Mulai hari Senin ini, disuruh megang dua klien. Satu Bank, sama satu NGO (baca: en ji o. Tapi kalo penduduk lokal bacanya, ngo).


Ngaudit NGO susah-susah gampang.

Susah kalo disuruh analisa eligibility, accuracy, and presentation of fund disbursement.
Susah kalo disuruh mereview the fund disbursement system and identify weaknesses.
Susah kalo dibikin susah.

Gampang kalo cuma disuruh TOC (hihihii ...)
Gampang kalo cuma ikut makan siangnya aja

Seminggu bakalan menderita. Bukan karena sembelit atau susah boker, tapi karena bakalan ngurus reporting dua entity ini.

Dan susah ini bukan lagi bercanda.

*menarik nafas panjang*

edited - Sekarang kami punya lagu baru gubahan iseng lagunya d'cinnamons - Selamanya Cinta

Reff: andaikan bepede, make bepekape, gak make ane, tentu gak pusing-pusing, kaya geneeeee


Jumat, Februari 15, 2008

Hubungan Istimewa

Salah satu bagian disclosure dalam audit report kantor kami adalah, transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Karena ini adalah keharusan yang ditetapkan di PSAK No 7 tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Jadi kalo ada temen yang lupa baca PSAK itu (kayak aku), mungkin dua pengertian ini bisa membantu

Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional.

Transaksi antara Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan.


Jadi, kalau ada transaksi dengan perusahaan asosiasi, anak atau bapak atau mama perusahaan, trus, karyawan kunci, pemegang saham, harus didisclose di report. Gitu ...

Nah, waktu itu kita jumpai klien, ngasi surat permintaan data, yang isinya minta daftar atau penjelasan manajemen mengenai transaksi dengan pihak istimewa. Jumpai bagian accounting, dengan gagah berani dan sedikit ketakutan gugup gak siap, karena mengira bakalah banyak berdiskusi dengan mereka tentang pihak-pihak mana saja yang dianggap "pihak istimewa".

Bong : "Siang, pak. Bla bla bla ..."
si Bapak : "Ya. Bla bla bla bla? Bla bli blu bla bla ..."
Bong : "Oh, ngerti bahasa bla-bla ya, pak? Wuiih, seneng, bisa jumpa temen alien dari satu planet. Kalo saya bilang bla blu blu, bapak ngerti nggak?"
si Bapak : "Oh, ngerti donk. Itu kan artinya blu bli bla bla bla. Bla bla bli bli cuuuiiiihh ..."

teman-teman yang juga ngerti bahasa bla-bla, silahkan join ke milis kami, alien-bla-bla@yahoogroups.com

Bong : "Pak, ini, saya mau minta daftar transaksi dengan pihak istimewa, donk."
si Bapak : *terpekur* "Em, pak, kami gak pernah tuh, memperlakukan orang beda-beda. Gak ada tuh, yang diistimewakan. Sama semua, pak ..."
Bong : *nahan ketawa sambil senyum-senyum*

Rabu, Februari 13, 2008

Telpun-telpunan Seharian

Hari ini, gila men. Lelah ...


Kaya lagu The Beatles: It's been a hard days night, and we've been working like a dog ...

Ditelepon berkali-kali, berganti-gantian oleh Jakarta dan Medan, gak ngerti apa yang sedang dibicarakan para petinggi itu ... Para naga-naga bernafas naga itu ...

Medan to Bong : "Kata Jakarta belum kau kirim datanya ..."
Bong to Jakarta : "Tadi pagi sudah saya email, pak. Masa belum nyampai? Ini saya forward lagi"

Bong to Jakarta : "Sudah saya emailkan pak"
Jakarta to Bong : "Coba perbaiki format datanya"
Medan to Bong : "Kata Jakarta belum sesuai formatnya ..."

Bong to Jakarta : "Udah saya perbaiki formatnya"
Jakarta to Bong : "Hapus poin yang ini, ini dan ini"
Medan to Bong : "Kata Jakarta belum kau hapus poin yang ini, ini dan ini ..."

Bong to Jakarta : "Sudah saya hapus"
Jakarta to Bong : "Coba hitung ulang ini, itu, dan itu"
Medan to Bong : "Kata Jakarta belum kau hitung ini, itu, dan itu"

*heran*
Kenapa dua orang superior ini gak henti-hentinya nelpon aku? Terutama yang Medan, kok ngepush-ngepush bikin bingung ...

Stop it, boss. Kami yang bermandikan darah disini, bukan kalian. Kenapa kalian tidak datang kesini, dan coba kerjakan satu WP, dan rasakan darah itu bercucuran dari tubuhmu ...

Pusink ...


Mie Aceh di Aceh

Tau Mie Aceh?

1. Mie yang letaknya di paling ujung pulau sumatra
2. Mie yang bapak ibunya orang Aceh
3. Mie yang nyasar naik bus, turun di stasiun Setui - Banda Aceh
4. Mie yang mirip Cut Memey, trus nyuri celana dalam :P
5. Mie yang ngomong "meuteieu gado gado ... uereng keutanye"
6. Mie yang tadi pagi di koran dikabarkan punya cadangan minyak 50 milyar barrel atau setengah dari cadangan minyak Arab Saudi
7. Mie yang dimasak pake bumbu aneka rasa aneka bentuk aneka safari aneka yess!

Mie aceh, yah ... tak perlu lagi lah kudeskripsikan. Enaklah. Kalo kata manajerku, enak karena dikasi ganja. Ah, tak betul ini. Mana ada mie dicampur ganja. Yang bener, ganja dicampur mie.





Em, nyam nyam ... Di Medan, mie ini terkenal seh. Ini mumpung di Aceh, aku keliling nyari warung makanan yang menjual "Mie Aceh", dan hasilnya ....

Manalah ada ... Hahahaha ... Itulah anehnya.

Disini kalo mie mah, namanya Mie Rebus ama Mie Goreng, bukan Mie Aceh.


Sama kayak kemaren, iseng nyari Nasi Padang di Padang. Gak ketemu-ketemu sampe pulang ...

Selasa, Februari 12, 2008

Auditor dan Secangkir Kopi

Kopi dan auditor itu gak bisa dipisahkan. Setidaknya, bagi aku yah. Mau di klien, mau di kantor, kalau lagi kerja, pasti minta kopi. Pi pi kopi.


Nescafe atau Coffemix adalah pilihan utama, walau aku gak menolak jenis kopi lainnya.

Kemaren di klien, berkat ngobrol ngodal ngidul, disajikan Kopi Ulee Kareeng (Kopi Paling Mantap di Aceh). Dulu di klien pertama di Medan, selalu pastikan bahwa Coffemix selalu ada satu pak di kantor. Waktu ngaudit NGO di Banda Aceh, liat banyak Coffemix berserak bebas, ngambil banyak-banyak terus dibawa pulang ke kantor. Hehehehehe ...

Dua bulan disini, ada satu yang jarang berubah di pagi hari.
Secangkir kopi hangat untuk memulai hari ... Cheerz